Kamis, 13 Mei 2010

Ekonomi dan Miskin

Hampir 4th saya kuliah di fakultas ekonomi, dan sering sekali mendengar pembahasan tentang pemberantasan kemiskinan di hampir setiap mata kuliah perekonomian makro Indonesia. Bosan? Tentu tidak! Saya malah senang, soalnya isi kepala dosen-dosen saya itu bisa saya serap dengan sukses. Para master dan profesor ekonomi itu punya segudang ide tentang “hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah kemiskinan” yang mereka shareingkan pada kami. Sebagai mahasiswa ekonomi yang notabene akan lekat dengan segala jenis yang berbau ekonomi, saya senang mendengar cerita mereka. Mereka membina UKM, mereka membentuk perusahaan yang dapat menyerap tenaga, mereka membuat program koperasi desa, mereka mengadakan penyuluhan usaha, dsb. Berharap suatu saat saya pun dapat melakukan hal-hal serupa. Ya, memang saat dulu memilih kuliah di fak.Ekonomi yang ada di pikiran saya bukan bank, bukan menjadi pemain saham! Tapi menjadi pengusaha yang setidaknya bisa menyerap tenaga orang yang nganggur, atau akhirnya saya bisa seperti bapak Bob Sadino, atau bapak Ciputra!

Siapa, apa dan bagaimana yang disebut miskin itu?
Rabu lalu saya mengikuti PA di PMK Maleakhi, kami dan kebetulan kelompok saya mendalami tentang kemiskinan. Apa yang seharusnya kita lakukan pada si miskin, dan bagaimana sikap kita pada mereka. Dan yang menarik, saya bertanya pada pembina saya. Sebenarnya miskin yang dimaksud itu miskin seperti apa? Dan ternyata miskin itu relatif! Yah, secara umum miskin adalah suatu kondisi dimana ketika orang tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sebagai manusia. Mamun masusia akan selalu merasa miskin karena kebutuhan pokok pun terus bertambah seiring bertambahnya tingkat perekonomian.

Saya bertanya lagi, bukankah ada orang yang sudah berusaha keras untuk memenuhi kebutuhannya, namun tetap saja pas-pasan! Berarti apakah kondisi miskin itu diijinkan terjadi pada orang tersebut?! Esensinya begini, miskin atau hidup berkecukupan adalah suatu hasil atau akibat dari seberapa besar kita memanfaatkan segala anugrah yang Tuhan berikan pada manusia. Saya berpikir, manusia sebagai ciptaan paling sempurna telah diberikan kemampuan yang luar biasa. Kemampuan menciptakan sesuatu yang tak terbatas. Ingat cerita tentang talenta? Setiap hamba-Nya diberikan menurut kemampuannya masing-masing. Ada hamba yang hanya diberi satu talenta. Namun sayangnya hamba itu tidak mengusahakan talenta itu. Padahal prumpamaan itu mengandung arti bahwa satu talenta saja itu adalah hal yang luar biasa/ hal yang besar/ yang dasyat! Itu artinya jika manusia hanya diberi 1 talenta saja, berarti kita sudah diberi suatu yang sangat luar biasa. So, lakukanlah, gunakan lah, kelola lah dengan maksimal karena Tuhan mengaugrahan kemampuan mencipta yang tidak terbatas pada manuia! Nah, dari penjelasan itu, saya menarik kesimpulan sendiri. Seharusnya manusia tidak ada yang miskin! Kecuali memang ada hal/kesialan yang membuat dia bangkrut! (dunia kan penuh jebakan :p). Maksud saya,seharusnya tidak ada orang miskin yang dikarenakan alasan2: pekerjaannya hanya begini saja, saya tidak bisa melakukan hal lain, saya terbatas.


Saya janji akan menyambung postingan saya lagi untuk membahas tentang miskin dan bertindak untuk si miskin...sementara ini yang bisa saya bagikan :)