Senin, 07 Juni 2010

when I in a relationship

Oke, it’s about relasiku dengan seseorang. Ya, memang sudah lama mengenal orang ini. awalnya? Dia kakak tingkat saya, so saya kenal dia sejak kuliah. My first imprestion about him? PLAYBOY! Pertama kenal orang ini, yang selalu keluar di pikiranku adalah: “ada ya anak Tuhan yg kayak gini…”

Perlu diakui, aq waktu itu memang cepat mengambil keputusan untuk menilainya seperti itu. Ya, saya memang tidak paham latar belakangnya.. yang aku tau dia adalah anak persekutuan, sama halnya dengan saya. Dan yang ada di otak saya, secara logika, yg namanya anak persekutuan=anak yg kenal Tuhan= anak yang tau firman Tuhan= anak yang tau hal2 apa yg menyenangkan dan Mendukakan hati Tuhan= anak yg ga mau mendukakan hati Tuhan! So, kalo aku menarik semua persamaan itu lalu mengganti kata “anak Tuhan” dengan namanya, rasa-rasanya koq gag pantes ya dia di sebut anak Tuhan.. (maaf, saya hobby men-judge orang, tapi dlm hati koq :p)

Yang saya tau dia adalah makhluk petualang! Berpindah-pindah dari hati satu ke hati yang lainnya. Selama saya mengenalnya juga, sepertinya dia masih sangat labil dlm hal per-c.i.n.t.a.a.n/manajemen perasaan! hahaha. Ya, mungkin perasaannya pernah terluka, mungkin dia pernah ditinggal orang yg dia sayang, mungkin dia sudah desperate, ato emang dia haus belaian wanita?! Who knows, toh aq pun hanya berspekulasi. (Hehehe..maaf ya,kakak)

Anyway! Itu semata penilaian awal saya pada sosok pria ini.
Seiring waktu, dia lulus, menjadi alumni yg g pernah ngampus lagi, kerja, dan saya jarang melihatnya lagi. Hanya sesekali saja mendengar orang membicarakannya, tapi saya tidak terlalu perduli dengan pria ini(saat itu). Mungkin saat itu saya sendang asik dengan dunia saya sendiri, saya mengagumi orang lain, saya mengurus ini-itu, saya benar2 adalah saya dengan diri saya dan dunia saya. Dan yang jelas pada saat itu pun saya tidak ada pikiran sama sekali kalau saat ini kondisi ternyata sangat berbalik!

Entah sejak kapan kami mulai dekat, atau sejak kapan dia berniat mendekati saya (mungkin ini akan aku tanyakan). Aku bukan orang yang suka mengingat-ingat…apalagi awalnya saya menganggap berhubungan dengan orang ini sama seperti berhubungan dengan ka2k tingkat lainnya. Tapi ternyata intensitas komunikasi kami terus meningkat. Dan baru itu saya sadar: masa aku ini jadi “korban” barunya?! Saat itu ketakutan datang! Pikiran-pikiran buruk penuh di kepala! Yang ada hanya pikiran: bagaimana menolak setiap ajakannya dengan halus, bagaimana caranya kabur, bagaimana agar saya tidak menjadi korbannya! Dan di saat yang sama seorang teman sedang mengaku kalau dia berniat melakukan pendekatan pada saya, dan seorang teman lagi mengenalkan saya pada pemuda yg sudah mapan dibanding 2 orang itu.

Tapi saya terlalu sungkan untuk cuek pada kakak ini, karena saya sudah lama mengenalnya. Responi saja seadanya. Hehe.. ya, itu yang membuat saya semakin dekat dengan orang ini! Suatu hari saya iseng mencari data skunder tentang 3orang ini, saya gunakan FB,FS,google untuk mencari semua info tentang mereka. yup ketemu! Dan secara data yg saya dapat, pria yg dikenalkan temanku adalah orang yang paling baik dari segi kualitas kemapanannya :p

Pria mapan (sebut pria nomer 3) ini tampaknya berbeda dari teman2 seprofesinya yang lain. Biasanya pemuda dengan profesi yang sama dengan dia sering memanfaatkan profesi mereka yg keren itu untuk meng-gaet wanita. Tapi pria ini lain, dia tidak agresif, dia tidak menggombal! Bahkan dia berhasil mengambil simpati ibu saya. Hmmm… tapi sayangnya dia tidak cukup kuat untuk menjadi imam buat saya. Sempat ingin saya hiraukan kekurangannya ini, tapi saya diingatkan kembali bahwa kemampuan seorang pria menjadi imam bagi wanitanya adalah hal mutlak! Tidak dapat dihilangkan. Bahkan tertulis diurutan atas dalam standart pasangan hidup saya.

Pria nomer 3 ini terpaksa saya anulir. Oya pria nomer 2 juga otomatis saya anulir sejak pengakuan super kontroversialnya yang tidak saya bayangkan sebelumnya. Saya punya alasan tersendiri untuk meng-anulir pria nomer 2 ini, maaf tapi tidak bisa saya ceritakan karena menyagkut orang lain :p *sok penting banget*

Sekarang pria nomer 1. Bukan lantaran hanya tinggal dia lalu akhirnya saya sekarang bersamanya. Saya bukan tipe wanita yang tidak betah sendiri, justru saya sebenarnya lebih nyaman sendiri. Tapi saya sadar sudah waktunya mulai membuka diri, belajar menjadi penolong bagi pribadi lainnya, mengasihi, dan menggumulkan pasangan hidup saya. Selama beberapa waktu saya mengevaluasi pria ini, kadang dia ada setiap saat tapi juga sering menghilang dalam waktu lama. Entah apa maksudnya. Karena kelakuannya ini saya sempat berpikir dia masih saja orang yang sama seperti yang saya kenal dulu. Dan lagi-lagi saya tidak ingat mengapa akhirnya komunikasi kami membaik. Hehehe.. (tau2 udah baik aja)

Hari itu pembicaraannya serius. Via telepon! (bener2 ga romantis! Baru ini ada cowok yang mengakui perasaannya pada saya via telepon! Ckckck.. anyway, ini salah satu yang bikin dia berbeda). Malem itu tanggal berapa ya?! Saya lupa.. ya akhirnya sebuah keputusan saya ambil. Keberanian untuk mengikatkan hati dan mempercayakan dia ikut menjaganya. Menjaga sebuah relasi yang harus bersama-sama di bawa kearah yang menyenangkan Tuhan.

Mungkin saat itu aku belum sepenuhnya percaya kepada dia, tapi aku mau menaruh kepercayaan padanya. Saat itu rasanya belum yakin, tapi aku bersyukur karena dalam proses sejauh ini dia berusaha membuatku yakin.

Tuhan, cinta-Mu yang membawaku mengenal pria ini. Pengampunan, kasih, lemah-lembut, kesetiaan, semua hal yang Engkau ajarkan padaku yang membuat aku mempercayai pria ini untuk menempati sebagian hatiku. Engkau adalah Allah yang tak ingin menyakiti, kami berdua mengenal-Mu. Dan biarlah pengenalan kami akan Engkau juga yang terus melengkapi kebersamaan di setiap waktu yang kami lewati.