Sabtu, 11 Februari 2012

e-KTP

Hari ini semua warga satu RT tempat saya tinggal mengurus pembuatan e-KTP ke kantor kecamatan. Awalnya tertarik banget, penasaran sama bentuk e-KTP yang bakal dimiliki oleh seluruh warga Indonesia. Eh, tapi pas udah sampai ke kantor kecamatannya, hmmm, buset! Antri boo! Dari jam 11 siang ngumpulin formulir yang sudah dikasih ke masing2 keluarga (sebelumnya dikasih ke keluarga untuk diperiksa lagi informasi yang tertera), nungu lama banget, jam setengah 1 baru dipanggil buat ngantri foto. Setelah nunggu di lantai 2 (karena foto KTP dilantai 2), akhirnya tiba giliran keluarga saya. Anyway, saya baru sadar kalau ternyata tahun kelahiran kami sekeluarga adalah tahun ganjil. Pantas saja kelakuannya ganjil semua. Hehehe, balik ah! Setelah ambil foto setengah badan dngn background merah, mata saya juga 'difoto' (semacam ambil gambar retina mata yg kayak di film2 barat), ambil sidik jari tangan, tanda tanggan, melakukan cek informasi identitas, dan entah kenapa saya disuruh tandatangan lagi. Kelar deh semua urusannya. Karena adik saya yang menyelesaikan proses paling akhir, dia disuruh ke salah satu meja untuk menyerahkan kertas.

Setelah selesai semua proses itu, saya pikir sebentar lagi akan memiliki KTP nasional. Ternyata saya harus menunggu beberapa bulan lagi. Hahaha...gubrak!


Yah, inilah salah satu usaha pemerintah kita untuk meringkas data base warga negaranya kedalah satu tempat penyimpanan. Tidak lagi KTP yang terpencar kemana2, tapi cukup KTP Indonesia. Semoga tujuan2 baik dari penyelenggaraan e'KTP ini bisa terlaksana dengan baik di negeri ini. Dan yang namanya e-bla.bla.bla pasti selalu rawan dengan hacker, semoga hal ini juga sudah diantisipasi oleh orang2 cerdas di jajaran pemerintahan sana. Semoga program ini bukan hanya program ikut2 negara tetangga yah..hehehe


Dari tadi kebanyakan 'semoga', udah kayak berdoa aja! Jiiiiiiiaaaaaa berdoa kok di blog (•˘˛˘•)


Sekian *kiss* *kiss*


Published with Blogger-droid v2.0

Rabu, 01 Februari 2012

Media sosial: bersosial dengan Tuhan

-Ditulis secara sepontan-


Pagi-pagi, seperti biasanya, telepon pacar biar dia bangun terus saat teduh. Selesai saat teduh aq ingat kalau ini awal bulan febuari. Niatnya pengen ngetwht menandai datangnya bulan ke 2, eh niat itu tidak jadi dilaksanakan malah pengen nulis blog.

Yah, kenapa? Karena timeline di twitter sekarang lucu-lucu, membuat tangan saya gatal untuk berkomentar. Hehehe

Ini bukan tentang twit dari acc para pelawak ya, tapi acc teman-teman saya yang isinya sangat religius sekali.

Twit ini sering berawalan ''Ya Allah....'' dan berakhiran ''ammin..''. Percaya tidak percaya, sejak kemunculan media sosial apa pun itu bentuknya, gaya bergaul masyarakat pun berubah.

Orang yang tinggal berdekatan, satu sekolahan, tiap hari ketemu, eh di facebook juga tetap saja membicarakan keseharian mereka. Besoknya di sekolah membicarakan apa yang kemarin mereka lakukan di facebook. Come on!

Facebook jadi tempat berdagang? Jelas ini! Online shop mendadak ramai di situs yang satu ini. Ada yang bagus, ada yang emm..ga jelas!

Oke, kembali ke topik sebelum dua paragraf sinisme diatas. Beberapa waktu lalu (waktu saya buka facebook yang sudah sekian lama saya terlantarkan) saya melihat isi facebook yang begitu soleh. Hehe.. Banyak banget yang menaruh doa-doanya di status facebook. Begitu juga di twitter. Seimbang dengan semakin banyak pengguna twitter saat ini, maka dapat dipastikan isi timeline juga semakin beragam. Dan lagi-lagi update memohon pada Tuhan ada di situ. OmG!

Oke, benar kita harus rajin berdoa. Doa itu ibbarat nafas hidup. Tapi tidak di timeline atau di status facebook juga kali. Berdoa aja di kamar, yang sepi-senyap-cuman ada aku yang sedang berdua Tuhan. Kenapa gitu memohon pada Tuhan tapi ditaruh di status facebook atau twitter? Helooo...Tuhan ga punya acc facebook/twitter jga kali.

Atau biar kelihatan anak baik? Soleh? Taat beragama? Saya jadi ingat firman Tuhan di kitab matius 6, ayatnya saya lupa. Jangan berdoa seperti orang munafik. Mereka berdoa di rumah pertemuan atai di sudut-sudut kota dengan suara yang keras. Mereka berdoa supaya dilihat oleh orang banyak.


Published with Blogger-droid v2.0
Media sosial adalah sarana bagi kita yang berjauhan, tidak bisa ketemu dalam waktu yang berdekatan, tidak untuk membicarakan hal2 pribadi. Media sosial tidak akan bisa menjembatati hubungan sosial kita dengan Pencipta. Saya yakin Mark Zuckerberg, Jack Dorsey, dan teman mereka tidak berniat membuat media ini sebagai tong sampah permohonan kita. Jangankan menjawab, membacanya saja tidak akan! Berhentilah berdoa di media sosial, mungkin lebih baik cari waktu untuk bicara pada Yang Kuasa. (cari waktu? Emang waktu punya siapa? LoL) sekian