Kamis, 22 Oktober 2009

ich waw...si mulut besar GR!!

Aduh…maaf, blog..numpang marah-marah ya… soalnya lagi kesel yang kekanak-kanaan nih.. tau sih ni kekanak-kanakan, tapi emng kesel banget!
Huff, apa sih maksudnya tu orang ngomong kayak gitu?! Harga diri gw!!! Ouch no! pengen gw pites tu anak!! Gw juga kesalahan kali dulu sempet suka ma dy… tapi untungnya sebelum masuk lumpur gw sadar kalo elo nggak mampu nopang gw, elo rapuh! Elo sombong, elo bukan yang terbaik buat gw.. terserah elo tau atau enggak tentang “kesalahan” gw itu.. tapi sekarang kalo elo masih ngira gw mau sama elo,,hahahaha,,nenek-nenek main gundu juga tau jawaban gw apa! 
Gw nggak mau waktu2 berharga gw cuman kepake buat ngurusin elo, dengerin elo, n menjadi follower elo!! Ha’, gw udah sadar n pinter searang!
Gw adalah perempuan! Gw bukan lagi cewek yang skedarnya yang cuman bisa liat lawan jenisnya dengan sekedarnya.. ya, asal elo tau.. elo cuman “cowo sekedarnya”. Ga istimewa, dan ga luar bisa. Elo lemah namun seakan kuat dengan kesombonganmu. Gw tau langkah elo lambat, lebih lambat dari kura-kura, bahkan setelah didorong sekali pun! Elo angkuh dengan pemikiran n kecerdasan elo. 
Elo bagaikan pohon yang terlalu banyak dipupuk, disiram, tapi karena elo pohon yang bandel jadi elo ga menyerap nutrisi itu! Elo ga bertumbuh, boy.. elo benar karena kebenaran elo sendiri. Sorry to say: gw tertipu! Sampul yang elo buat berhasil mengelabui isi dalem! Tapi gw terlalu pinter buat kagum dengan penampakan elo –walaupun kenyataannya gw sempet bego— yang luar biasa santun n patut diteladani.. status elo sungguh2 gw pertanyakan! hahahahahahahahaha… hidup elo justru bikin gw ga simpatik, elo gagal bersaksi! Sekedar menghargai elo aja gw ga mau, mengapresiasi elo aja gw males, elo harus sadar akan perkataan2 elo yang terlalu tinggi, terlalu suci, terlalu baik.. tapi elo ga pernah mencoba untuk menjadi sebaik apa yang elo perkatakan… hidup elo terlalu kosong!

Sabtu, 10 Oktober 2009

@ 20st

Aku bersyukur untuk hari-hari yang telah menjadi bagian dalam hidupku. Setiap proses, setiap pelajaran, setiap rasa yang membentukku. Bersyukur memiliki hidup dan bersyukur karena mengenal Sang Pemberi Hidup. Bersyukur untuk masa ini.

Siapa yang mengetahui akan waktu-waktu di depanmu? Bahkan peramal sekali pun! Mungkin dulu aku tak pernah berpikir tentang hal ini. Tak pernah membayangkan bahwa aku memiliki masa untuk memikirkan tentang hal ini. Tentang pasangan hidup. 

Aku tak pernah menyeting diriku untuk mulai memikirkan CPH (calon pasangan hidup) di usia ke-20. Ini terjadi begutu saja atas setiap hal yang TUHAN ijinkan datang dan ku rasakan. Lagi-lagi, aku bersyukur untuk setiap hal yang boleh aku pahami dan KAU tanamkan padaku sebelum ku benar-benar jatuh cinta. Bersyukur atas pengenalan akan kebenaranMU yang membantuku melihat pribadi yang sempurna bagiku.

Dan akhirnya aku pun saat ini mengerti, hingga aku mampu mensyukuri setiap kesakitan atas lukaku yang dulu ENGKAU ijinkan aku rasakan agar aku dengan dewasa menyikapi itu. ENGKAU hadapkan aku dengan gelora cinta yang tak terarah, namun ketika ku jatuh ENGKAU juga yang membantuku bangkit. Memahami bahwa cinta bukan sekedar kekaguman yang mengebu-gebu, namun ada begitu banyak perinsip di dalamnya. 

TUHAN, akhirnya aku memberikan hatiku untuk KAU jaga. Membiarkan ENGKAU memberikan isyarat pada hati, mata, dan rasioku untuk mencari dan mengerti pilihan-MU, bukan pilihanku. Bukan standar aku sebagai manusia dunia, tetapi standar aku sebagai anak RAJA. Putri Bangsawan yang menanti pasangan. Menantikan pangeran, putra RAJA, yang juga dididik oleh pengajaran Kerajaan-MU, BAPA..