Kamis, 14 Januari 2010

: biarkan waktu yang membuktikan!

Entahlah, aku selalu suka kata-kata ini: “Waktu itu yang akan membuktikan”. Kenapa saya bisa begitu menyukai kata-kata ini? Entahlah, mungkin karena waktu memang dapat membuktikan semuanya. Membuktikan seberapa kuat kita bertahan, seberapa besar kekuatan kita menghadapi setiap persoalan, seberapa mampu kita memandang kehidupan dengan benar, seberapa normal kita mampu mengerjakan hal-hal yang kita rasa diluar kemampuan.

Biarkan waktu yang akan membuktikan! Saya, secara pribadi memakai kata-kata ini sebagai benteng untuk diri. Mungkin buruk, mungkin juga baik. Saya selalu tidak percaya pada ucapan seseorang, saya selalu tidak percaya dengan penampakan luar seseorang (lebih tepatnya, pengalaman saya yang membuat saya seperti ini). Saya sealalu menilai seseorang saat tidak diawal bertemu, saya akan sinis pada seseorang yang tampaknya baik sekali saat baru kenal. Karena pengalaman yang membentuk saya seperti ini. Maaf, tapi jika mereka, orang-orang itu memang benar-benar orang baik, tulus, maka saya pun yakin waktu juga yang akan membuktikannya.

Menurut saya, dengan teori yang saya bentuk sendiri dengan ke-soktahu-an saya, waktu sama seperti proses yang akan mengupas lebih dalam lagi! Membuktikan ketepatan-ketepatan (kesesuaian antara perkataan dan kenyataan) dari seseorang. Tapi lagi-lagi menurut pengalaman yang saya dapat bersama manusia-manusia yang saya temui, 70% manusia hanyalah makhluk munafik! Tampak baik di depan belum tentu aslinya seperti itu (dan mungkin saya termasuk kedalam 70% kesimpulan saya ini juga). Di sini saya hanya menyimpulkan apa yang saya dapat dalam 20th saya sudah hidup sebagai manusia, bertemu dengan bermacam-macam manusia, dan berteman dengan banyak orang.
Saya tidak tahu apa yang membuat banyak orang memilih menjadi “munafik”. Memilih menjadi putih terlebih dahulu lalu lama-lama pudar putihnya. Sepenting itukah tampak (namun memaksakan diri) suci, baik, bijak, benar? Mangapa tidak menjadi diri yang sebenarnya! Tampakan kamu yang tidak tahu apa-apa jika memang tidak tahu! Tampak saja kamu tidak setuju jika memang bertentangan! Tampakan saja kamu tidak suka jika memang itu yang kamu rasakan! mengapa harus tersenyum saat hatimu menangis perih? Mengapa harus mengatakan baik-baik saja ketika hidup seakan diambang kehancuran? Mengapa merasa tidak butuh bantuan ketika merasa beban yang dibawa sudah tak sanggup diangkat lagi? (saya mulai berlebihan!). jujur, terkadang saya tidak perduli dengan penilaian orang terhadap saya! Ya kalau saya tidak suka, saya akan menunjukan saya tidak suka! Saya sedang marah, kecewa, ya sudah itu yang tampak pada saya! (tapi dalam kondisi yang saya rasa saya bisa jujur seperti itu: ditengah keluarga, Maleakhi, KTB saya, sahabat-sahabat, rapat). Terserah sahabat2 saya menegur saya, saya hanya mengekspresikan apa yang saya rasa, saya hanya mau jujur, tidak menutup-nutupi!

Yah, begitulah! Hanya sedikit apa yang sedang saya pikirkan, berputar-putar dikepala saya seperti tawon berisik! Mengganggu!

Biar waktu yang membuktikan semuanya. Kalimat ini yang selalu saya ingat ketika saya meragukan sesuatu. Meragukan banyak hal lebih tepatnya! Meragukan sikap seseorang, meragukan penampakaan seseorang yang saya lihat begitu luar biasa. Saya sering kecewa karena ternyata orang-orang itu(lagi-lagi) tidak ada bedanya! Ya, ini lah yang saya sebut sebagai “pengalaman-pengalaman” yang membuat saya semakin yakin dengan teori antah berantah saya ini.

Kata-kata ini pun yang saya pakai untuk menantang setiap pria yang mendekati saya! Biarkan waktu yang membuktikannya! Membuktikan semua perlakuan istimewa yang mereka pernah berikan, membuktikan setiap kata-kata rayuan, pujian (yang terkadang terdengan meng-geli-kan), membuktikan sesuatu yang sering mereka sebut sebuah keseriusan. Namun waktu juga yang membuktikan bahwa 90% dari mereka sama saja! Lagi-lagi ini yang membuat saya semakin memegang teori “biarkan waktu yang membuktikannya”!

Saya yakin dalam “waktu” itu akan banyak sekali hal-hal yang membuat saya bertambah yakin dengan asumsi awal, atau membuat saya berpikir ulang tentang asumsi awal saya terhadap sesuatu. Saya yakin dalam “waktu” itu ada campur tangan Tuhan yang turut membantu saya melihat kebenaran-kebenaran dalam segala sesuatu itu. Saya yakin dalam “waktu” itu saya tidak sendiri dalam menilai semua hal yang saya temui, hal-hal yang saya ragukan.

Saya memang memegang teori “Biarkan waktu yang membuktikannya”! namun dalam “waktu” itu saya belajar untuk melibatkan Tuhan dan kebenaran-Nya! Hingga saat ini saya yakin Tuhan yang membantu saya hingga menemukan penilaian, keputusan apa yang harus saya ambil dan sikap yang harus saya pilih.

2 comments:

Fitria Hadri Yani mengatakan...

catatan yang bgus..
like this..
kunjungi juga saya ya di http://fitriahadriyani.blogspot.com/2010/06.html

Banowati's Room mengatakan...

makasih..
aq sudah mampir blogmu..
baru ya? semangat buat ng-bog terus..
:D

Posting Komentar