Kamis, 30 Desember 2010

Wanita dan kesehatan keluarga.

Aku kaget sekali, pagi tadi Bapak kena serangan jantung. Aku stress, dan kuatir akan terjadi hal-hal yang semakin buruk pada bapakku. Ketika di kantor aku browsing artikel tentang penyakit jantung, aku cari sebanyak-banyaknya. Aku mau informasi selengkap mungkin yang bisa aku dapatkan dari internet, lalu aku berikan link-nya ke computer rumah agar ibuku bisa mempelajarinya.

Sebagai anak aku kuatir dengan kesehatan orang tuaku, itu wajar. Aku pun sadar seharusnya sebagai wanita aku juga harus bisa memperhatikan kesehatan keluarga. Apa lagi aku akan menjadi ibu (suatu hari nanti). Memperhatikan kondisi kesehatan keluarga adalah salah satu tanggungjawab ibu. Seorang ibu harus mampu memastikan kondisi kesehatan keluarganya baik-baik saja.

Wanita (baca: ibu) memiliki andil yang cukup besar dalam menciptakan kesehatan keluarga. Kesehatan bisa dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, memperhatikan kesehatan melalui makanan. Ibarat manager perusahaan, ibu adalah manager rumah tangga. Ibu memperhatikan setiap asupan gizi yang harus dikonsumsi anggota keluarganya. Ibu harus memahami kondisi tubuh setiap anggota keluarga sehingga dapat menentukan apa yang baik dan buruk untuk keluarganya. Ibu yang memilih bahan makanan apa yang boleh dan tidak boleh di konsumsi. Tidak cukup sampai di sini, ibu juga yang mengelola bahan-bahan makanan hingga menjadi hidangan yang siap di santap. Semua yang dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan tubuh anggota keluarga dan yang pasti “bisa dimakan”.

Kedua, memperhatikan aktifitas keluarga. Setiap orang memiliki tingkat lelah yang berbeda-beda, ketika sudah berada di titik lelah sebaiknya orang tersebut mengambil waktu untuk istirahat. Seorang ibu harus peka melihat raut lelah suami dan anak-anaknya, dia yang akan menjadi alarm untuk mengingatkan jam istirahat (padahal mungkin dirinya sendiri tidak diperhatikan orang lain). Disamping itu, ibu yang baik adalah ibu yang mengajarkan pentingnya mengolah tubuh (olah raga), banyak penelitian mengatakan bahwa olah raga teratur dapat membuat tubuh kita lebih tahan terhadap berbagai serangan penyakit.

Ketiga, menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Tumpukan sampah dirumah (apalagi di dapur) menimbulkan tumbukan bakteri dan virus. Lantai yang kotor juga mengandung kuman. Kerapihan dan kebersihan ruangan tidur juga mempengaruhi kesehatan orang yang tidur di ruangan itu. Apakah tembok-tembok rumah (terutama ruang tidur) tidak lembab, seprai tempat tidur sudah rutin diganti, kebersihan pakaian, hingga sepatu. Seorang wanita (ibu) harus mampu memperhatikan hingga detil. Dan jangan lupa memperhatikan pekarangan rumah, memastikan saluran air selalu bersih dan tidak ada bangkai binatang di dalamnya.

Beberapa hal tadi adalah sebagian cara seorang ibu memperhatikan kesehatan keluarganya, dan aku melihat ibuku melakukannya. Menjaga kesehatan bukanlah hal mudah di tengah kondisi bumi yang semakin rusak. Manusia diancam oleh kondisi cuaca yang tidak bersahabat, makanan kemasan dan cepat saji yang menumpuk zat berbahaya, belum lagi tantangan dari dalam diri sendiri. Kita selalu ingin makan enak tanpa menghitung nilai gizinya. Mulai sekarang perhatikanlah kesehatanmu secara mandiri.

Satu pesan akhir, tugas seorang ibu bukan tugas yang mudah! Jadi hargai lah ibumu dan belajarlah menjadi ibu yang baik bagi anak-anakmu nanti.

Selasa, 21 Desember 2010

Want to save our water?


A. Swap to a water efficient shower
For you:
Switch to an aerated showerhead. Without even noticing you will save on hot water and your heating bill.
For the planet: An aerated showerhead uses up to 75% less water than a regular showerhead.

B. Don't linger in the shower
For you: Cutting a minute off your shower time every time, you could save about 3,300 litres of water a year, and enough energy to make 16 cups of tea every day for a year.
For the planet: Heating water is responsible for 5% of your household’s carbon footprint Using hot water wisely is a cost effective way to cut your impact.

Don't flush money down the drain
For you: If your water is metered, a dual-flush toilet could cut your water bill by 15%.
For the planet: Toilet flushing is 30% of your daily water use. That water is processed before it gets to you, which creates carbon emissions. Using less water to flush your loo means less carbon.

Choose A or A+ appliances
For you:
Choose A or A+ rated washing machines and dishwashers and only pay for heating the exact amount of water you use.
For the planet: Fully loaded A or A+ appliances use less energy and water than lower-rated ones. This helps cut carbon emissions and save water too.

Collect free rainwater
For you: Enough rainwater falls on your roof in a year to fill three tanker lorries. Store some in your garden with a water butt and water your plants and wash your car for free.
For the planet: Processing water to drinking quality takes up 2-3% of all the UK’s electricity consumption, emitting carbon. Using rainwater where you can will help reduce our carbon emissions.

Planting tips
For you: Enjoy a beautiful garden and use less water with drought resistant plants. Mulch bare soil to conserve moisture.
For the planet: More plants in your garden is great for wildlife, and helps take more carbon dioxide out of the atmosphere.

Your lawn can help
For you: More water is lost through evaporation with a short lawn. Let the grass grow a little longer and have a greener, more luxurious lawn.
For the planet: Choose lawn over paving for your garden. It absorbs rainwater, which helps prevent flooding.

source: how to start saving water
http://www.diy.com/diy/jsp/bq/templates/content_lookup.jsp?content=/content/marketing/one_planet_home/save_water.jsp&menu=eco

Jumat, 17 Desember 2010

Meet Tata and Marta :)

Kemarin, Kamis 12 Desember 2010, ada pertemuan dengan teman-teman lamaku. Kami bertiga, aku, Tata, Marta. Kami memang selalu berbincang setiap ada kesempatan bertemu.

Flas back sebentar. Dulu kami masuk Fakultas Ekonomi bersama-sama, malah aku dan Tata adalah teman satu kelompok ospek. Sejak maba hingga akhirnya kami lulus, kami tidak pernah putus kontak. Selalu ada acara jalan-nonton-makan bareng temen-teman satu persekutuan, atau hanya saling mengunjungi. Tata sering menginap di rumah, aku sering ke kostan Tata dan Marta. Enaknya punya teman yang kost dekat kampus, jadi kalau bosan menunggu waktu kuliah berikutnya, aku bisa numpang tidur di kamar kost mereka. hehehe.

Aku, Tata, dan Marta di kumpulkan dalam satu persekutuan. Maleakhi. Kami ibarat bahan baku yang dimasukan ke dalam mesin Maleakhi untuk menjadi lebih berkualitas. Yup, aku (dan—sangat—mungkin Tata dan Marta juga) sangat bersyukur. Bersyukur bertemu dengan orang-orang luar biasa di Maleakhi. Aku bersyukur bertemu Tata dengan keberaniannya berpendapat, pikiran-pikirannya yang sering berbeda dengan yang lain dan memandang dari arah lain. Tata yang selalu tau perkembanganku—meski sering kedapatan berita basi hehehe—, Tata yang juga banyak bercerita tentang dirinya—tapi juga seperti ada sisi lain yang dia sembunyikan-, Tata yang pintar, Tata yang cumlaude, Tata yang dulu cewek Jogja manja—kadang menjengkelkan—bersuara bagus, sekarang jadi wanita dewasa yang tetap bersuara bagus. Aku Bersyukur memiliki teman seperti Marta, bocah ndeso Blitar-kediri, hidupnya nyaris seperti aku (baca:suka berpindah-pindah), teman dengan jiwa penolong, rela berkorban, rendah hati, tapi suka mukul tiba-tiba (-.-!!). Marta pintar, dan ingin selelu belajar. Sekarang dia PNS di kampusnya sendiri. Marta yang badannya bongsor (sama kayak Tata juga :p) sekarang udah kurusan.

Ada yang sama dari kami ber tiga. Kami sama-sama angkatan 2006, semua mantan pengurus Maleakhi dari periode ke periode, dan yang unik lagi pacar kita masing-masing juga anak maleakhi. Marta yang akhirnya jadian sama Hengki (angkatan 2006), setelah berbulan-bulan dicomblangin anak-anak se-Maleakhi. Tata yang sejak awal(putus-nyambung:p) sudah bersama Kak Artur (angkatan 2005). Dan aku sendiri—tanpa diduga-duga—saat ini bersama Kak Wahyu (angkatan 20004). Semoga kita tetap untuk selamanya.

Benar-benar tidak terasa, waktu 4 tahun di kampus adalah proses yang kita jalani begitu lama, namun saat ini kerasa sangat singkat. Ketika berada di dalamnya terasa berat dan sakit, namun ketika keluar justru ingin kembali kedalam. Maleakhi. Selama itu lah masa kuliah kami. Masa kami mendengarkan penjelasan dosen di dalam kelas, mengerjakan tugas-tugas kampus, mengikuti persekutuan di kampus, mendengarkan Firman Tuhan, mendalami Alkitab, bikin acara ini-itu. Semua kami kerjakan dengan suka cita, walau kadang kejar-kejaraan dengan dead-line.

Tidak terasa, sekarang kami bermetamorfosis menjadi pribadi baru. Secara usia, kami bukan lagi anak-anak belasan tahun, kami berada di area 20th keatas. Kami sekarang berpikir lebih luas, lebih dalam, dan lebih jauh. Kami melangkah menata masa depan. Tuhan mengasihi kami.

Minggu, 28 November 2010

twitter: No social networking?

bukannya mau belaga sok gaul, tapi kayaknya aku termasuk orang yang social network holic..
ada gak ada kerjaan bakal nge-cek FB, Twitter, YM, e-mail, forum, blog.. apa lagi ya? sementara mungkin orang-orang disana masih asik denga FB mereka, aku sudah PW sama twitter. yay! salah satunya gara-gara ketularan temen juga jadi ikut twiteran..
tapi belakangan jadi jarang up-date.. huh!
awalnya dalam rangka mengkoreksi diri. selama ini sudah sepenting apa up date yang saya buat? bisa kah memberkati orang lain, sudahkah ada pengetahuan (meski sedikit) yang saya bagikan? atau hanya sekedar menjadi sampah di timeline orang? ya, selama masa koreksi ini saya mengurangi sedikit aktifitas saya ber-twit ria. hanya sesekali buka dan melihat isi timeline (saya harap saya menemukan update @terselubung @detik @kompas @jetrevolution). dan hanya satu-dua mention yang saya RT.
ada yang tanya bagaimana perasaan saya saat ini? rasanya hidup jadi tidak lengkap! sedikit saja informasi masuk, sedikit up date berita, gak ada kontak sama temen-temen, gak ada mention2 iseng, gak ada semua hal yag biasanya aku lakukan di twitter.
*kayanya aku jerjangkit #TwitterOD
DAN (entahlah mengapa bisa) KEBETULAN SEKALI self phone-ku rusak (bagoooos!!!). kali ini bener2 gak punya akses sama sekali untuk bebas internetan lewat HP! DAMN! jangankan mau up date satus, mau buka time line aja gak nyaman rasanya.. karna HP lama rusak, jadi sementara pake HP dengan layar seadanya. so, mau internetan gak bebas, koneksi lambat, keypad gak nyaman, gak bisa bermanufer di dunia maya deh! bener2 jauh dari kata: asik, canggih, keren, cepet, bebas, lebar, etc.

tapi situasi tidak enak ini membuatku lebih berpikir lagi. yah mungkin sementara waktu harus stay away dari twitter yang biasanya banyak menyita waktu dan perhatian saya. hmmm.. waktunya berfokus pada apa yang harus aku kerjakan dan aku selesaikan. kali in harus serius. Ada pekerjaan yang menuntut fokusku, da perhatianku..
mungkin HP rusak adalah cara Yang Kuasa untuk mencegah "kenakalan"ku..

mungkin waktuku untuk mengabdikan semua kemampuanku untuk kepentingan masyarakat. tentunya lewat pekerjaan yang sedang dipercayakan pada bahuku. dan kalaupun nanti, di suatu bulan, aku bisa mengganti HP rusak itu dengan HP baru (baca: android) mudah2an aku tidak menyia2an kecanggihan itu. mudah2an update-an nya bukan sekedar mention main2, mengumbar kemarahan, mengumbar masalah. Twitter memang salah satu media sosial. tapi kembali ke tujuan twitter ini yang adalah mini blog. berharap, yang aku tulis adalah tulisan yang bermanfaat. Semoga saja...

Kamis, 25 November 2010

A Poem for Me..

I just feel in love with my boyfriend. We have proceed and still in course of our relationship. Isn’t an easy things! I realy know that it was a long process. Phase to change from apprehensive about my decision to take some one at his words and everythings he do. For me, it was very difficult to pronounce that feeling. Maybe I should make some poem for him, like what he wrote for me. He was romantic enough for me. Thanks God to give me some one like him 
This is his poem for me..

26.09.2010
Bagaikan pancaran surya di kala mendung
Seperti semerbak melati di tengah gundah
Itulah engkau, dinda penghias jiwa

Berharga hatimu
Lebih dari emas
Putih cintamu
Lebih dari salju
Itulah engkau, dinda dalam hidupku

Taukah engkau?
Waktu terindah adalah bersamamu
Berjalan dalam tawa yang menghias wajahmu

Dinda, sekarang aku berharap
Untuk terus bersamamu, menjalani masa depan
Di dalam sakit, jatuh, dan akhirnya aku bangkit

Dinda, inilah isi sumur hatiku
Yang tak lagi kering karena kehadiranmu
I love you

Aku geli waktu pertama kali membacakan puisinya, tapi aku senang! Cewek mana yang nggak suka disanjung dengan puisi. Cewek sekeras batu, sedingin salju pun akan terharu. Thanks my MW, I love you too..

Selasa, 28 September 2010

Sosis Gulung Tahu


(telah diuji di dapur Bano, enak lhoo..sehat lagi :D )
Bahan:
- 3 buah sosis sapi (dipotong jadi 2)
- 2 kotak tahu (dihancurkan)
- Kubis secukupnya (iris tipis)
- 1 buah cabai merah besar (iris tipis)
- 1 lembar keju, potong kecil-kecil
- 1 butir telur
- Bawang putih, Merica, Pala, dan Garam dihaluskan
- 5 sendok makan Tepung terigu

Cara membuat:
1. Campurkan tahu, kubis, cabai, keju, telur, dan bumbu yang dihaluskan hingga menjadi adonan. Kemudian tambahkan tepung terigu perlahan-lahan pada adonan sambil terus diaduk agar tepung tidak menggumpal.
2. Lilitkan adonan tersebut pada sosis, panaskan minyak goreng, dan masak hingga kecoklatan.

Selamat mencoba (untuk 6 buah)

Minggu, 05 September 2010

Jadi Bagian Sejarah

Ketika saya mengikuti suatu seminar, pembicara seminar tersebut mengatakan bahwa sejarah merupakan salah satu guru paling besar dalam hidup. Selain itu, beliau mengatakan bahwa kita pun harus belajar dari orang-orang besar atau yang berpengaruh pada sejarah. Seketika itu saya sadar betapa pentingnya sejarah dan betapa luar biasa orang-orang yang pernah berpengaruh di dalamnya.

Sejarah dapat diartikan sebagai sesuatu yang menceritakan kejadian-kejadian masa lalu tentang jatuh bangun seorang tokoh, masyarakat, dan peradaban. Belajar dari sejarah berarti kita mengamati kegagalan atau keberhasilan di masa lampau serta memetik hikmatnya untuk dibawa ke kehidupan saat ini. Tokoh yang berpengaruh dalam sejarah memberikan inspirasi bagi kita untuk mengikuti semangatnya, berpikir keritis, berani. Kita pun terinspirasi untuk tidak mengikuti jejak kejatuhannya. Lepas dari hal positif atau negatif tentang tokoh sejarah, setidaknya mereka telah memberikan warisan kehidupan bagi kita saat ini. Adakah kita pun berpikir untuk menjadi bagian dari sejarah dan memberi warisan bagi penerus di masa mendatang?

Suatu negara lahir dan berkembang dari sejarah. Segala yang pernah ada pada masa lampau akan menjadi pelajaran berharga bagi masa yang disebut ‘saat ini’. Tidak dosa kalau kita berpikir untuk menjadi bagian dari sejarah yang dapat memberi dampak positif bagi masa yang akan datang. Justru itu merupakan salah satu tugas kita sebagai Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. Tugas manusia juga untuk selalu terlibat dalam usaha dalam mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.

Sebagai generasi yang hidup pada masa ini, sadar atau tidak, kita pun akan menjadi bagian dari sejarah. Kita sedang menginjak waktu dan ikut berlari seiring perputaran jarum jam. Waktu bergerak linier, sampai kiamat datang ia tak akan berjalan mundur. Ingat, kita wajib berdampak positif bagi orang lain, karena kita satu-satunya makhluk yang diciptakan berakal dan berbudi. Kesempatan untuk menjadi dampak bagi bangsa selalu ada di hadapan kita. Kita bisa memberikan warisan kehidupan bagi generasi penerus. Bukan untuk mengabadikan nama kita sebagai tokoh yang dikenang sepanjang era, bukan kita yang penting. Tetapi apa yang telah kita perbuatlah yang berharga.

Pandu Bangsamu!

Kamis, 02 September 2010

Hal Positif dari Kenakalan Malaysia.

Lagi-lagi Malaysia menyinggung perasaan bangsa Indonesia. Awalnya, dikethui dari sebuah televisi swasta bahwa Malaysia bertindak arogan terhadap tiga petugas kelautan Indonesia. Tingkah menyebalkan negri Jiran itu bukan baru sekali-dua kali, namun sudah berkali-kali. Jika bangsa ini membuka buku catatan sejarah, bisa beberapa kali kita mendapatkan konflik antara dua negara ini (Ind-Mly). Dan sering kali (hampir selalu) yang memulainya adalah malaysia. Indonesia merasa dipermainkan, diijak-injak martabatnya, disepelekan.

Saya yang adalah anak Indonesia asli juga merasa geram dengan negara ini. Beberapa kali saya malah meneriakan “perang!” bagi Malaysia. Namun saya berpikir lagi. Begini, kita (rakyat Indonesia) marah karena dianggap sepele oleh tetangga kita itu. Kita tidak terima martabat kita diinjak-injak, dan kita tidak suka dipermainkan mereka. Tapi disela kemarahan kita yang meledak-ledak itu, pernahkan kita mengkoreksi diri?

Memang sudah setinggi apa harga diri kita hingga kita marah-marah pada bangsa lain yang mengolok-olok kita? Kita selalu ingin dihargai bangsa lain, tapi apakah kita sudah menghargai bangsa kita sendiri? Kalau kita tidak ingin diinjak negara lain, memangnya kita sudah cukup kuat untuk menahan mereka?

Kita demo menentang Malaysia, tidak tanggung-tanggung, kita sampai melempari kantor kedutaan besar Malaysia dengan kotoran. Kita menuduh Malaysia memperlakukan bangsa kita dengan seenaknya. Tapi kita lupa melihat kondisi yang memicu semua kejadian itu. Kalo kata abang Sergap: Ingat, kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat dari pelakunya, tapi juga ada kesempatan! Sebenarnya kita sendiri yang memberi kesempatan pada negara lain untuk memperlakukan kita semena-mena. Dari segi keamanan di perbatasan: dibanding Malaysia, negara kita memang kurang serius menjaga pulau-pulau terluar. Bangsa kita pun lupa membangun pertahanan (baik dari segi politik, ekonomi, dan angkatan bersenjata) di daerah perbatasan. Kelemahan ini yang menjadi celah bagi negera lain untuk mengambil keuntungan dari bangsa kita.

Saya mau menceritakan pengalaman pribadi saya. Teman-temanku setanah air, sejak kecil saya suka sekali menonton tari-tarian daerah (bahkan saya juga belajar menarikannya). Saya suka nonton reog, kuda lumping, ondel-ondel. Saya bisa menari tarian dari jawa tengah, tari bali, jaipongan, tarian dari Kalimantan, bahkan saya pernah menjadi tim penari tarian khas Aceh untuk dibawa saat tampil di balai kota Bogor. Semua itu saya lakukan saat saya masih kecil, terakhir saya menikmati itu semua ketika kelas 6 SD. Beranjak dewasa saya meninggalkannya, malah cenderung lupa. Terlalu asik dengan hiburan baru saya: video game, komik, tarian modern, lagu-lagu R n B, music pop, festifal Band, dll. Saya jadi tidak suka tarian tradisional, karena terkesan kuno. Aneh, begitu saya dewasa saya tidak peduli dengan budaya-budaya negara kita. Hingga akhirnya terjadi keributan antara Indonesia dan Malaysia. Mereka kita tuduh telah mencuri pulau ambalat, rumah gadang, lagu rasa sayange, tarian reog ponogoro, tari bali, batik, dan entah apa lagi. Secara pribadi, apa yang dilakukan Malaysia membuat saya sadar atas ketidakperdulian saya terhadap asset budaya bangsa saya sendiri.

Coba kita ingat-ingat lagi, sebelum Malaysia heboh mengakui batik sebagai bagian kebudayaan mereka, apakah kita pernah bangga memakai batik untuk kegiatan sehari-hari? Saya ingat, batik hanya jadi baju resmi untuk acara-acara tertentu. Eh, sama baju sehari-hari ibu rumah tangga, alias daster! Dulu batik identik dengan orang tua, jadi yang pakai batik itu biasanya hanya orang-orang tua. Tapi ketika Malaysia berusaha mencurinya, bangsa ini baru berinisiatif menjadikan batik sebagai baju nasional. Ada hari batik bagi kantor-kantor, seragam batik di sekolah-sekolah, anak-anak muda juga mulai mengenakan baju batik tanpa ragu. Dari yang tadinya malu memakai batik, jadi mau memakainya. Bahkan batik terus dicari.

Itu hanya satu contoh dari kasus batik, sebenarnya kasus-kasus yang lain pun memiliki pola yang serupa. Kita jadi lebih memperhatikan kekayaan bangsa sendiri setelah bangsa lain (kita tuduh) mencurinya. Seharusnya sebelum bangsa lain lebih tau dan berniat mengambilnya, kita sebagai anak bangsa lebih mengenal budaya kita dan terus melestarikannya (minimal menjaganya untuk tetap ada). Tapi yang terjadi di negeri ini sebaliknya, kita sibuk dengan budaya bangsa lain sampai budaya sendiri kita lupa!

Saya pikir, selain kita mencaci-maki, dan melakukan demo-demo mengecam Malaysia, kita juga harus bertrimakasih pada tetangga kita itu. Kita jadi lebih perduli kekayaan seni dan budaya bangsa ini, dan jiwa nasionalis pada generasi muda bangsa ini mulai tumbuh. Kebiasaan kita, generasi muda bangsa Indonesia: tidak akan bergerak jika tidak ada yang membakar emosi. Stop hidup terlalu santai… kita sudah cukup mendapatkan pelajaran dari kejadian-kejadian masa lalu, karena terlalu santai kita jadi kecolongan.

Memfasilitasi atau Difasilitasi Rakyat?

Negara saya lagi heboh (emang kapan pernah gak heboh?), ada masalah “tingkah” Malaysia yang sedang jadi bahan perbincangan sejagad Indonesia. Ada juga heboh isu pembangunan gedung DPR yang mewah, luas, lengkap dengan fasilitas hiburan—biar bisa santai sebentar kalau lagi stress didemo masyarakat—dan olah raga.

Kali ini saya akan lebih fokus pada masalah pembangunan “Istana DPR”. Pagi tadi saya mendengar kalimat yang menarik dari salah satu anggota DPR yang mendukung rencana pembangunan ini. Beliau bilang bahwa fasilitas yang mereka dapatkan akan mempengaruhi produktifitas mereka. Yay! Kalau begitu apa bedanya wakil-wakil rakyat itu dengan bocah sekolahan yang selalu diiming-imingi hadiah jika mereka berhasil naik kelas?

Sebelumnya, saya punya sedikit cerita. Satu minggu lalu saya menjadi panitia sebuah acara di kampus, saya dipercayakan di bagian multimedia dan tanggung jawab saya adalah membuat beberapa video. Salah satu tema video yang ditugaskan adalah perjuangan. Saya den rekan saya merancang sekenario untuk video tersebut. Kami memberi gambaran bahwa para pemuda bangsa Indonesia (pahlawan) pada masa itu berjuang, tekun, rela berkorban demi kemerdekaan bangsanya. Yang kami ceritakan di situ adalah pemuda-pemuda yang berkumpul, bersama-sama meluangkan waktu, tenanga, meteri, bahkan nyawa mereka untuk menebus kehormatan bangsa. Hingga akhirnya proklamasi kemerdekaan dikumandangkan dan Indonesia merdeka! Setelah itu muncul gambaran tentang pembangunan bangsa yang melejit, pesat pasca kemerdekaan. Tujuan video ini adalah mendorong orang yang melihatnya agar memiliki semangat juang seperti pemuda-pemuda tersebut walau ditengah kondisi yang minim fasilitas. Tidak membiasakan diri dengan kepraktisan, dan membuat diri kita dimanjakan kemudahan. Saya, sebagai panitia saja terharu melihat video itu dan berkaca pada sekenario yang saya buat.

Sekarang, setelah acara itu berlalu, makna video itu masih tetap membekas dalam pikiran. Saya kira video itu tidak hanya cocok dengan mahasiswa, namun juga cocok dijadikan teguran bagi para anggota DPR negri ini. Saya ibaratkan para anggota DPR itu adalah pemuda-pemuda (pahlawan) bangsa. Tapi sebenarnya, anggota DPR itu memang (seharusnya) pahlawan negri ini. Pemuda jaman dulu berjuang melawan penjajah dari negara lain. Saat ini pemuda bangsa juga harus tetap berjuang untuk membangun dan mempertahankan kehormatan bangsa kita. Modal dasar kita sama: waktu, ilmu, materi, dan tentunya rasa cinta terhadap tanah air. Namun sayangnya semangat pemuda saat ini sudah pudar, jiwa rela berkorban untuk bangsa tak begitu berkobar, bahkan empati terhadap permasalahan negara sangat kurang. Buktinya sudah nyata: rencana pembangunan “Istana DPR” yang akan menghabiskan dana sekitar 1,6 triliun dengan rincian bangunan yang sudah saya singgung sebelumnya. Di tengah kondisi bangsa Indonesia yang tidak berkecukupan, mengapa wakil rakyatnya malah memuaskan kebutuhan mereka sendiri.

Mengenai bangunan yang akan dibuat itu, beberapa anggota DPR beranggapan bahwa kinerja mereka akan lebih maksimal jika mereka ada di ruangan kerja yang dapat mengakomoir pekerjaan mereka. Mereka butuh kenyamanan untuk bekerja lebih baik. Butuh sarana ini, butuh ketersediaan itu, dan lain sebagainya. Sudah terlalu banyak tuntutan keluar dari mulut mereka. Padahal beberapa fasilitas yang mereka inginkan sudah dipenuhi negara. Tapi hingga kini kinerja yang mereka perlihatkan begitu-begitu saja, peningkatan yang terjadi tidak begitu signifikan.

Berkaca pada para pemuda yang rela berjuang ditengah fasilitas yang minim(bahkan nyaris tidak ada), seharusnya para petinggi itu malu. Pahlawan kita tidak menuntut kenyamanan mereka terlebihdahulu, bagi mereka Indonesia adalah segalanya. Demi Indonesia, mereka mau mengumpulkan semua yang mereka punya. Kontras sekali dengan pemuda saat ini, khususnya anggota DPR RI. Mungkin perinsip mereka seperti ini: berikan apa yang kalian punya, maka kami baru akan bekerka. Semain banyak, kerja kami akan semakin baik. Kalau begini keadaannya, jadi sebenarnya apa fungsi wakil rakyat? Memfasilitasi masyarakatnya atau difasilitasi masyarakatnya?

Selasa, 31 Agustus 2010

Nyampah di Blog #1

Lama sudah nggak ngisi blog..
Hmm…kali ini aku nggak mau nulis yang berat-berat. Pikiranku sudah cukup berat hari ini. Aku mau curhat aja.
Oiya, betewe, aku udah lulus nih sekarang..ujiannya udah dari bulan juli sih. Hehe.. entar nama aku ditulisnya Banowati.SE, gaya tho.. (padahal sarjana ekonomi di Indonesia ribuan jumlahnya kenapa aku harus bangga banget? Biasa aja kek!). sebenernya sih iya, bangga! Tapi nggak banget. Soalnya untuk mencapai gelar SE aku (merasa) gak mau mencapainya dengan asal-asalan. Aku serius banget ngerjain skripsi,sampai rela menempuh jarak ratusan kilo meter ke jawa tengah buat penelitian. Sabodo amat sama sarjana lainnya yang (mungkin) masih jiplak sana-sini. Sombong dikit ah, aku sih nggak mau kalo judul skripsiku yg mau aku teliti udah jadi judul skripsi sejagad! Terlihat nggak kreatif, nggak menantang, nggak memberi kontribusi baru. Iyuuuh, mahasiswa koq mentalnya bebek :p (maaf yang tersindir, toh itu hanya pendapat saya saja). Bisa di cek lho, judul skripsi aku akan jadi satu-satunya (minimal) di perpustakaan pusat UB. Ehehehe.. yg mirip-mirip juga gak ada.. (tu kan sombongnya kumat)

Ngomong-ngomong soal SE nih, semakin lulus koq aku ngerasa semakin sensitive dan semakin menekan diri sendiri. Pengennya cepet kerja, pengennya cepet punya gaji sendiri. Soalnya aku malu minta sama ortu. Kalo masih mahasiswa tuh perasaan enak banget kalo gak punya duit, tinggal minta. Tapi kalo udah lulus, mau minta uang tu sungkan banget. Rasanya udah nggak pantes, (pikirku sendiri) kalo udah lulus gini aku bukan tanggungan wajib ortuq lagi. Mereka udah cukup membekaliku dengan pengetahuan, udah bergelar pula, mereka juga udah keluar duit bnyak buat kuliahku, apa lagi masih ada tanggungan tuh! Adekku masih kuliah, spp-nya 4kali spp-ku per smester lagi.. mahal bener :(

So, sekarang isi dompet tipiiiiiiis banget, yah, palingan ada juga buat week end, atau sekedar nonton aja sama temen-temen. Tapi hasrat buat belanja, jajan, jalan-jalan, bahkan keinginan buat beli buku harus aku reeeeeeem sekencang2nya. Tersiksa? Iya! Soalnya waktu masih mahasiswa aku bisa minta uang buat beli buku, malah dapet jatah bulan. Jadi nyesel lulus cepet-cepet! Lho? Enggak ding…

Selain kuangan yang seret nih (karena pengangguran), pasca lulus aku ngerasa kehilangan banyak temen. Kayak tadi siang waktu di kampus tuh, nggak enak banget di kampus sendiri berasa kayak orang asing. Sedih, padahal tahun lalu hampir setiap kali jalan pasti ada yg aku kenal, senyum sana-sini, dipanggil2, bisa ngobrol..huhuhu.. stress gak ada yg nemenin kalo ngentang di kampus! Cengok! Temen-temen aku juga udah bnyak yang lulus kali, pada sibuk sendiri-sendiri. Yah, beginilah hidup.. ada yang mampir, ada yang pergi.

Tadinya mau curhat sama pacar nih, tapi ternyata dia hari ini sibuk T.T *nangis! Udah lagi sensitive, pengen ngobrol, eh dia malah sibuk, cuman disisain capeknya doang… bikin emosi aja. Gini nih akibat kalo aku nganggur tapi dia uda kerja (pake acara sibuk pula) jadi susah ngertinya. Maaf ya.. dari pada emosi sendiri, curhat sama blog aja deh (-.-) yg penting rada lega lah..

Tuhanku..maaf ya aku banyak mengeluh, beneran nggak kuat kayak gini: nganggur, ga ada temen, nggak ada yang dihasilkan, belom bisa ngelamar2 (ijasah n transkrip belom keluar), bener2 sepi, hampa, jenuh. Huhuhuhu… semoga nggak lama deh kayak gini. Aku berusaha kok, semoga usaha untuk menghasilkan karya ini adalah usaha yang ada di jalan yang Bapa sertai. Berkati anakmu ini, ya Bapa :)

Minggu, 25 Juli 2010

Gara-gara video "mirip artis"

Beberapa bulan ini Indonesia dikejutkan oleh video2 mirip artis NI dan LM serta CT. yeah… mengingat inisial ini, pasti pada tau lah maksudku siapa.

Wuuuus, video ini mungkin akan mencatat sejarah baru! Hebat, video mesum ini langsung menggeser berita penting lainnya. Orang2 jadi lupa keadaaan politik Indonesia, rapat anggota DPR yang mulai ngaco, kasus korupsi yang sedang menemukan tersangka baru, bencana alam di beberapa daerah di Indonesia, konflik antar warga, dst. Nggak cuman itu saja, video mesum ini membuat heboh hampir semua sekolah se Indonesia. Hampir setiap sekolah rajin merazia HP siswanya. Di situs jejering social, twitter pun nama artis tersebut menjadi tradeing topic! Kabarnya pun sempat membuat penasaran beberapa artis holiwood. Dan parahnya, video mesum ini masuk majalah2 dan surat kabar asing! Sampai NY times memuatnya! Edan! Habis ini new peterpan bakal go internasional! (sorry agnes monica, kalo masalah ketenaran, anda sudah kalah dengan artis2 tersebut! But, jangan lah sekali2 ikutan mereka, nes… Tuhan Yesus bakal kecewa berat!). sedih banget waktu baca update dari detik dan metroTV tentang video yang menghebohkan dunia ini. Indonesia ini sudah terkenal dengan korupsinya, terorisnya, hutang negaranya, kisruh politiknya, lha sekarang yg terenal lagi malah video mesum! INDONESIA TANAH AIR BETA, BETAPA LUCUNYA NEGRI INI! (#mengutip beberapa judul film dalam negri yang berkualitas).

Mau dibawa kemana negri ini kalau anak-anak mudanya tidak menghargai diri sendiri. Bertindak tidak sesuai norma, terlebih lagi ini public figure. That’s so big scandal! Malu aku sebagai anak muda Indonesia. Pasti teman-teman saya yang diluar negri sana juga malu ketika ditanya tentang video mesum itu. Ingat, tabiat orang dimana-mana sama: Giliran yang berprestasi cepet banget beritanya hilang, giliran yang buruk-buruk pasti diulang-ulang! Hal-hal positif dari negeri ini akan terhalangi oleh kelakuan negative dari anak bangsa sendiri.

Cukup terror bom yang menghantui kehidupan di negeri ini, jangan hantui dengan terror-teror lainnya. Jaga moral kita sebagai anak muda! Belajarlah berintegritas mulai dari masa muda kita, karena integritas itu yang akan menjaga kita tetap pada sikap yang ideal! Dan yang terpenting takut akan Tuhan! Takut akan Tuhan adalah awal dari pengetahuan. Pengetahuan bukan sekedar ilmu-ilmu yang kita dapat di kelas. Tapi juga bijaksana melihat serta mampu melakukan mana yang baik dan yang benar. Membuang jauh-jauh yang buruk dan tindakan ngawur!

Orang-orang yang nge-bom itu sudah kehilangan akal sehat dan menganggap Tuhan mereka tidur, jadi mereka pikir harus mereka yang menghancurkan musuh-musuh dengan memusnahkannya secara masal! Tapi kalau sampai kita kehilangan moral, itu sama artinya kita tidak bersyukur telah diciptakan dan tidak menghargai Pencipta kita! Atau malah menganggap Tuhan itu tidak ada?! Lebih baik orang-orang seperti ini mati bunuh diri saja, dari pada nggak ada gunanya!

Senin, 12 Juli 2010

Resep masak ala Bano (lagi)

Bakwan Tahu:
Bahan2: Tahu kedelai, telur ayam, daging cincang, bawang bombay, daun bawang+seledri, garam, bawang putih, merica, bubuk pala.

Step I:
-Bawang Putih, Garam, Merica, Bubuk pala (dihaluskan)
-Bawang Bombay (dipotong kecil-kecil)
-Daging cincang
-daun bawang & seledri
(Tumis bawang Bombay sampai layu, masukin bumbu yang dihaluskan, daging cincang. Tumis sampai daging ½ matang. Terus daun bawang & seledri . Di masak sampai matang)
Step II:
-Tahu kedelai (dihancurkan), kasih telur ayam, dan bahan I yg tadi dibuat. Aduk sampai rata. Kalo udah rata, tinggal bentuk sesuai selera, terus di goring deh..


Kakap Filet goring tepung:
Bahan2: Ikan kakap filet, tepung terigu, tepung beras, telur ayam, bawang putih, merica, garam, bubuk pala, merica halus.

I: Bumbu rendaman ikan: potong kakap sesuai selera. Tumbuk bawang putih, garam, merica sampai halus, kasih air secukupx sampai ikan terendam (biarkan 10-15 menit).
II:
-campur tepung terigu dan tepung beras dengan perbandingan 3:1, tambahin garam, merica bubuk, dan bubuk pala sesuai selera.
-Kocok telur ayam.
Ikan yang tadi di rendam di balur ke campuran tepung, terus celupin ke telur, di balurin tepung lagi, baru di goreng. (urutannya gitu biar tepungnya lebih renyah). Masak semua daging ikan sampai habis.

NB: kalau nyimpan daging ikannya jangan sama air rendamannya, soalnya daging ikan gampang hancur.

---selamat memasak---

Senin, 05 Juli 2010

Belajar bersyukur dari seorang teman

Teman saya, panggil saja Je, dia baru saja bercerita tentang kondisi dirinya kepada saya. Beberapa hari lalu dia divonis terkena penyakit hepatitis B. Entah lah dia dapat virus itu dari mana. Saya pun kaget mendengar ceritanya. Saat itu saya membagi konsentrasi saya: konsentrasi mengendarai motor di malam hari yang dingin dan berkabut, di tengah jalan yang rusak disana-sini, pasang telinga untuk mendengar dia bercerita, menahan rasa kaget saya, dan berpikir tentang kata-kata yang tepat untuk menyemangatinya.

Selama saya mengenalnya, saya melihat dia orang yang semangat sekali menggapai keinginannya, dan untungnya dia menginginkan hal-hal yang baik dan benar. Dia semangat sekali melakukan bagian-bagian dari pekerjaan Tuhan yang ditawarkan pada manusia. Saya tau dia orang yang bersemangat juga untuk menggapai keinginannya untuk melanjutkan studinya di sekolah teologia itu. (mungkin Tuhan memintamu untuk menunggu, Je. Tunggulah di ujung jalan nanti, kamu pasti tahu apa yang Tuhan persiapkan untuk dirimu. Kalau pun bukan tahun ini-karena kondisimu yang tidak mendukung- mungkin ada di tahun-tahun berikutnya. Kalaupun bukan menjadi seorang teolog, mungkin Tuhan ingin kamu berkarya di tempat lain. Semangat teman!)

Trimakasih buat shareingmu, Je. Kamu berhasil membuat aku bersyukur ditengah tekanan yang aku alami hari ini. Hari ini aku merasa sangat teramat jatuh. Aku menangis sesiangan, menangisi nasibku yang “digantung” dosen pembimbing. Aku bingung dan menyalahkan banyak hal. Aku bingung, mengurus kesana-kemari, berpikir ini-itu, mengusahakan agar nasibku jelas. Tapi hasilnya nihil. Aku sudah diambang semester genap, dan skripsiku sudah selesai. Aku hanya butuh kepastian tanggal ujian, dan sudah mengusahakannya. Memberanikan diri mendesak dosen, dan ternyata malah mendapat masalah baru! Ya, aku merasa ini hari terburukku selama mengerjakan skripsi. Selama ini aku berhati-hati, berusaha terus memperbaiki, bertanya yang tidak aku pahami, mencari untuk terus melengkapi, tapi rasanya semua itu hancur karena tekanan hari ini.

Sepanjang perjalanan, mendengar shareing Je membuatku mengkoreksi diri dan bersyukur. Kondisi Je tidak lebih baik dari aku. Je punya kekawatiran karena penyakit yang baru ia ketahui, penyakit yang membuat keluarganya mencemaskan dia dan akhirnya melah banyak membatasi dia beraktifitas. Penyakit yang ikut menggagalkan dia diterima di sekolah teologia itu. Penyakit yang mau-tidakmau harus mengurangi tetahanan tubuhnya, mau-tidak mau juga Je harus menerima bahwa dirinya tidak sehat dan dirinya harus menjaga pola hidupnya dengan ketat. Je punya banyak keinginan namun terhalang hepatitis B. Tapi malam itu Je tertawa-taw. Dia bilang penyakit itu melukai hatinya, tapi dia harus bisa menerima itu. Dia yakin Tuhan memiliki rencana yang unik untu dia.

Je yang seperti itu mengingatkan aku. Tuhan menegur aku, aku yang hari ini merasa kehilangan harapan. Aku yang hari ini marah dan menyalahkan banyak hal. Aku yang merasa hakku tidak diberikan dengan adil. Aku yang hari ini menuntut kesana-sini hanya demi ujian kompre. Maaf kan aku Tuhan, aku tak berpengharapan. Maafkan aku, karena aku berpikir hari-hari aku akan hampa, dan akan buruuuuuk sekali karena aku harus menanti tanggal itu. Aku lupa menyerahkan diri kepada rencana-Mu. Rencana-Mu yang tak pernah terselami pikiranku.

Ya, banyak hal yang bisa aku lakukan sampai ujian itu tiba. Mungkin tak perlu aku memaksa keadaan dan mengejar planing yang aku rancang. Ada banyak waktu yang bisa aku gunakan untuk berkarya, tanpa harus menunggu lulus. Banyak hal yang bisa aku lakukan sambil menunggu tanggal itu. Trimakasih Tuhan, karena telah menegurku lewat orang-orang disekitarku. Trimakasih telah menyemangatiku kembali lewat mereka. Thank you Jesus. Thanks for being may God, my Savior, and my Friend. Thank you for loving me… I love You

Senin, 07 Juni 2010

when I in a relationship

Oke, it’s about relasiku dengan seseorang. Ya, memang sudah lama mengenal orang ini. awalnya? Dia kakak tingkat saya, so saya kenal dia sejak kuliah. My first imprestion about him? PLAYBOY! Pertama kenal orang ini, yang selalu keluar di pikiranku adalah: “ada ya anak Tuhan yg kayak gini…”

Perlu diakui, aq waktu itu memang cepat mengambil keputusan untuk menilainya seperti itu. Ya, saya memang tidak paham latar belakangnya.. yang aku tau dia adalah anak persekutuan, sama halnya dengan saya. Dan yang ada di otak saya, secara logika, yg namanya anak persekutuan=anak yg kenal Tuhan= anak yang tau firman Tuhan= anak yang tau hal2 apa yg menyenangkan dan Mendukakan hati Tuhan= anak yg ga mau mendukakan hati Tuhan! So, kalo aku menarik semua persamaan itu lalu mengganti kata “anak Tuhan” dengan namanya, rasa-rasanya koq gag pantes ya dia di sebut anak Tuhan.. (maaf, saya hobby men-judge orang, tapi dlm hati koq :p)

Yang saya tau dia adalah makhluk petualang! Berpindah-pindah dari hati satu ke hati yang lainnya. Selama saya mengenalnya juga, sepertinya dia masih sangat labil dlm hal per-c.i.n.t.a.a.n/manajemen perasaan! hahaha. Ya, mungkin perasaannya pernah terluka, mungkin dia pernah ditinggal orang yg dia sayang, mungkin dia sudah desperate, ato emang dia haus belaian wanita?! Who knows, toh aq pun hanya berspekulasi. (Hehehe..maaf ya,kakak)

Anyway! Itu semata penilaian awal saya pada sosok pria ini.
Seiring waktu, dia lulus, menjadi alumni yg g pernah ngampus lagi, kerja, dan saya jarang melihatnya lagi. Hanya sesekali saja mendengar orang membicarakannya, tapi saya tidak terlalu perduli dengan pria ini(saat itu). Mungkin saat itu saya sendang asik dengan dunia saya sendiri, saya mengagumi orang lain, saya mengurus ini-itu, saya benar2 adalah saya dengan diri saya dan dunia saya. Dan yang jelas pada saat itu pun saya tidak ada pikiran sama sekali kalau saat ini kondisi ternyata sangat berbalik!

Entah sejak kapan kami mulai dekat, atau sejak kapan dia berniat mendekati saya (mungkin ini akan aku tanyakan). Aku bukan orang yang suka mengingat-ingat…apalagi awalnya saya menganggap berhubungan dengan orang ini sama seperti berhubungan dengan ka2k tingkat lainnya. Tapi ternyata intensitas komunikasi kami terus meningkat. Dan baru itu saya sadar: masa aku ini jadi “korban” barunya?! Saat itu ketakutan datang! Pikiran-pikiran buruk penuh di kepala! Yang ada hanya pikiran: bagaimana menolak setiap ajakannya dengan halus, bagaimana caranya kabur, bagaimana agar saya tidak menjadi korbannya! Dan di saat yang sama seorang teman sedang mengaku kalau dia berniat melakukan pendekatan pada saya, dan seorang teman lagi mengenalkan saya pada pemuda yg sudah mapan dibanding 2 orang itu.

Tapi saya terlalu sungkan untuk cuek pada kakak ini, karena saya sudah lama mengenalnya. Responi saja seadanya. Hehe.. ya, itu yang membuat saya semakin dekat dengan orang ini! Suatu hari saya iseng mencari data skunder tentang 3orang ini, saya gunakan FB,FS,google untuk mencari semua info tentang mereka. yup ketemu! Dan secara data yg saya dapat, pria yg dikenalkan temanku adalah orang yang paling baik dari segi kualitas kemapanannya :p

Pria mapan (sebut pria nomer 3) ini tampaknya berbeda dari teman2 seprofesinya yang lain. Biasanya pemuda dengan profesi yang sama dengan dia sering memanfaatkan profesi mereka yg keren itu untuk meng-gaet wanita. Tapi pria ini lain, dia tidak agresif, dia tidak menggombal! Bahkan dia berhasil mengambil simpati ibu saya. Hmmm… tapi sayangnya dia tidak cukup kuat untuk menjadi imam buat saya. Sempat ingin saya hiraukan kekurangannya ini, tapi saya diingatkan kembali bahwa kemampuan seorang pria menjadi imam bagi wanitanya adalah hal mutlak! Tidak dapat dihilangkan. Bahkan tertulis diurutan atas dalam standart pasangan hidup saya.

Pria nomer 3 ini terpaksa saya anulir. Oya pria nomer 2 juga otomatis saya anulir sejak pengakuan super kontroversialnya yang tidak saya bayangkan sebelumnya. Saya punya alasan tersendiri untuk meng-anulir pria nomer 2 ini, maaf tapi tidak bisa saya ceritakan karena menyagkut orang lain :p *sok penting banget*

Sekarang pria nomer 1. Bukan lantaran hanya tinggal dia lalu akhirnya saya sekarang bersamanya. Saya bukan tipe wanita yang tidak betah sendiri, justru saya sebenarnya lebih nyaman sendiri. Tapi saya sadar sudah waktunya mulai membuka diri, belajar menjadi penolong bagi pribadi lainnya, mengasihi, dan menggumulkan pasangan hidup saya. Selama beberapa waktu saya mengevaluasi pria ini, kadang dia ada setiap saat tapi juga sering menghilang dalam waktu lama. Entah apa maksudnya. Karena kelakuannya ini saya sempat berpikir dia masih saja orang yang sama seperti yang saya kenal dulu. Dan lagi-lagi saya tidak ingat mengapa akhirnya komunikasi kami membaik. Hehehe.. (tau2 udah baik aja)

Hari itu pembicaraannya serius. Via telepon! (bener2 ga romantis! Baru ini ada cowok yang mengakui perasaannya pada saya via telepon! Ckckck.. anyway, ini salah satu yang bikin dia berbeda). Malem itu tanggal berapa ya?! Saya lupa.. ya akhirnya sebuah keputusan saya ambil. Keberanian untuk mengikatkan hati dan mempercayakan dia ikut menjaganya. Menjaga sebuah relasi yang harus bersama-sama di bawa kearah yang menyenangkan Tuhan.

Mungkin saat itu aku belum sepenuhnya percaya kepada dia, tapi aku mau menaruh kepercayaan padanya. Saat itu rasanya belum yakin, tapi aku bersyukur karena dalam proses sejauh ini dia berusaha membuatku yakin.

Tuhan, cinta-Mu yang membawaku mengenal pria ini. Pengampunan, kasih, lemah-lembut, kesetiaan, semua hal yang Engkau ajarkan padaku yang membuat aku mempercayai pria ini untuk menempati sebagian hatiku. Engkau adalah Allah yang tak ingin menyakiti, kami berdua mengenal-Mu. Dan biarlah pengenalan kami akan Engkau juga yang terus melengkapi kebersamaan di setiap waktu yang kami lewati.

Kamis, 13 Mei 2010

Ekonomi dan Miskin

Hampir 4th saya kuliah di fakultas ekonomi, dan sering sekali mendengar pembahasan tentang pemberantasan kemiskinan di hampir setiap mata kuliah perekonomian makro Indonesia. Bosan? Tentu tidak! Saya malah senang, soalnya isi kepala dosen-dosen saya itu bisa saya serap dengan sukses. Para master dan profesor ekonomi itu punya segudang ide tentang “hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah kemiskinan” yang mereka shareingkan pada kami. Sebagai mahasiswa ekonomi yang notabene akan lekat dengan segala jenis yang berbau ekonomi, saya senang mendengar cerita mereka. Mereka membina UKM, mereka membentuk perusahaan yang dapat menyerap tenaga, mereka membuat program koperasi desa, mereka mengadakan penyuluhan usaha, dsb. Berharap suatu saat saya pun dapat melakukan hal-hal serupa. Ya, memang saat dulu memilih kuliah di fak.Ekonomi yang ada di pikiran saya bukan bank, bukan menjadi pemain saham! Tapi menjadi pengusaha yang setidaknya bisa menyerap tenaga orang yang nganggur, atau akhirnya saya bisa seperti bapak Bob Sadino, atau bapak Ciputra!

Siapa, apa dan bagaimana yang disebut miskin itu?
Rabu lalu saya mengikuti PA di PMK Maleakhi, kami dan kebetulan kelompok saya mendalami tentang kemiskinan. Apa yang seharusnya kita lakukan pada si miskin, dan bagaimana sikap kita pada mereka. Dan yang menarik, saya bertanya pada pembina saya. Sebenarnya miskin yang dimaksud itu miskin seperti apa? Dan ternyata miskin itu relatif! Yah, secara umum miskin adalah suatu kondisi dimana ketika orang tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sebagai manusia. Mamun masusia akan selalu merasa miskin karena kebutuhan pokok pun terus bertambah seiring bertambahnya tingkat perekonomian.

Saya bertanya lagi, bukankah ada orang yang sudah berusaha keras untuk memenuhi kebutuhannya, namun tetap saja pas-pasan! Berarti apakah kondisi miskin itu diijinkan terjadi pada orang tersebut?! Esensinya begini, miskin atau hidup berkecukupan adalah suatu hasil atau akibat dari seberapa besar kita memanfaatkan segala anugrah yang Tuhan berikan pada manusia. Saya berpikir, manusia sebagai ciptaan paling sempurna telah diberikan kemampuan yang luar biasa. Kemampuan menciptakan sesuatu yang tak terbatas. Ingat cerita tentang talenta? Setiap hamba-Nya diberikan menurut kemampuannya masing-masing. Ada hamba yang hanya diberi satu talenta. Namun sayangnya hamba itu tidak mengusahakan talenta itu. Padahal prumpamaan itu mengandung arti bahwa satu talenta saja itu adalah hal yang luar biasa/ hal yang besar/ yang dasyat! Itu artinya jika manusia hanya diberi 1 talenta saja, berarti kita sudah diberi suatu yang sangat luar biasa. So, lakukanlah, gunakan lah, kelola lah dengan maksimal karena Tuhan mengaugrahan kemampuan mencipta yang tidak terbatas pada manuia! Nah, dari penjelasan itu, saya menarik kesimpulan sendiri. Seharusnya manusia tidak ada yang miskin! Kecuali memang ada hal/kesialan yang membuat dia bangkrut! (dunia kan penuh jebakan :p). Maksud saya,seharusnya tidak ada orang miskin yang dikarenakan alasan2: pekerjaannya hanya begini saja, saya tidak bisa melakukan hal lain, saya terbatas.


Saya janji akan menyambung postingan saya lagi untuk membahas tentang miskin dan bertindak untuk si miskin...sementara ini yang bisa saya bagikan :)

Kamis, 08 April 2010

My Family History

aku dilahirkan bukan ditengah-tengah keluarga kaya. Namun aku bersyukur, justru dari kesederhanaan itu aku mendapatkan banyak kekayaan. Aku ada dalam keluarga yang awalnya tidak punya rumah tinggal pribadi, mobil pribadi, perabot rumah tangga yang bagus, ataupun peralatan elektronik super canggih yang update teknologi terus.
Ayahku hanya seorang perwira TNI-AD, ibuku juga seorang kowad yang tidak pernah naik pangkat cepat. Yah, walaupun mereka berdua kerja, tapi sepertinya gaji tiap bulan hanya sekedar cukup untuk hidup dan sedikit tabungan. Waktu aku kecil, sungguh tidak ada kesenangan karena kemewahan. Kalaupun ada cerita makan di restoran mahal, pasti karena diajak komandan Bapak atau Ibu. Hehehe… ga apa, yang penting pernah nyicip :p

Aku dan adikku lahir saat bapak dan ibu dinas di Pontianak. Aku ingat saat itu kami tinggal di rumah dinas, dan hanya ada satu kendaraan, yaitu motor bebek merah. Masih ada sedikit memori saat diajak bapak jalan-jalan pakai motor itu. Satu motor ber-empat! Aku di depan, Bapak mengendarai, dan Ibu menggendong adikku di belakang. Yah, pemandangan seperti ini masih sering aku jumpai, dan ketika aku melihatnya…memoriku langsung lari ke kota Pontianak. Disana pun aku pernah merasakan himpit-himpitan berkendara motor koq. (:

Hanya beberapa tahun di Pontianak, kami sekeluarga pindah ke Bogor. Kota yang lebih menantang, dan menyenangkan. Aku bersyukur masih merekam perjalanan keluarga ini, walau tidak sempurna. Aku ingat, di Bogor Bapak dan Ibu mulai membeli sebuah mobil. Kalau tidak salah mobil katana. Sejak saat itu kami bisa kemana-mana naik mobil, nggak himpit-himpitan lagi . Tapi tetep rumah masih rumah dinas :p. Keluargaku cukup banyak mengalami perubahan di Bogor. Hal ini terasa juga dalam segi pertumbuhan ekonominya. Aku lupa persisnys apa-apa aja yang diusahakan bapak dan ibu. Yang aku ingat ibu ikut member tuperware, dan sophiemartin untuk menambah uang bulanan keluarga. Dan hasilnya lumayan tampak. Terutama dari penjualan tuperware-nya… ibuku dagangannya laris banget! Entah apa lagi yang ibu lakukan untuk membantu keuangan keluarga. Soalnya aku masih kecil, mana tau yang gituan..wakaka. oya inget juga, bapak kan hobby pelihara burung, dari mulai perkutut, terkuku, burung dara, ayam kampong, dll. Dan mungkin dari beberapa peliharaan itu ada yang dijual. Dan setau aku memang ada beberapa burung peliharaan bapak yang laku terjual. Keren..walaupun mereka tentara, tapi otak bisnisnya tetep jalan :p

Masih dibogor, dan masih di kompleks ABRI yang sama. Tapi beberapa kali aku pindah rumah. Dari yang sedengan, ke yang lebih lebar, terus pindah yang lebar banget! Kendaraan juga berubah-rubah dari katana, jadi kijang. Kayaknya sempet punya sedan, tapi lupa aku itu mobil bapakku bukan ya? Wakakaka.. aku sebagai anak juga merasa selalu berkecukupan, walau tidak berkemewahan. Tapi sekali lagi, dari rasa cukup itu aku mendapatkan kemewahan yang lain. Rasanya bahagia dan beruntung bisa dilahirkan di tengah keluarga yang aku miliki sekarang. Walau tetep jauh dari gambaran keluarga sempurna :p tapi mereka sempurna bagi hidupku. Thanks GOD ^^

Dari menetap di Bogor, aku pindah ke Malang, dengan kondisi tidak bersama bapakku tiap hari! Ya, kami menetap di Malang, ibu dinas di Malang, tapi BApak harus dinas di Surabaya. Kasian juga, bapak hanya pulang diakhir pekan. Tapi itulah perjuangan seorang kepala rumah tangga. Kondisi tidak satu kota ini berlangsung beberapa tahun. Habis dari Surabaya, bapak dipindah ke Nganjuk, setelah itu Madiun, baru awal 2008 bapak pindah ke Malang dan satu kota bersama sekeluarga^^.

Setiap perjalanan panjang, setiap waktu yang semakin bertambah, aku merasakan perkembangan yang terus menerus. Kalau aku lihat kondisi keluarga ini sekarang. Keluarga yang anak-anaknya selalu merasa cukup. Orang tuaku berhasil bertanggung jawab atas hidup anak-anaknya. Aku tau perjuangannya ga gampang, mereka butuh banting tulang, putar otak, tahan kantuk, tahan lelah untuk mencapai semua ini. aku bangga melihat mereka. mereka mendidik aku untuk melihat hidup ini butuh perjuangan. Mereka yang memberi aku teladan tentang pantang menyerah. Mereka memberi aku kesempatan untuk tumbuh dewasa, mandiri, dan pemberani! mereka melengkapi kami tapi tidak memaksa, mereka mengarahkan aku tanpa mengikat, mereka memberiku kebebasan tapi juga mengajarkan cara bertanggungjawab. Mereka menjadikan aku besar dengan pilihan-pilihanku sendiri. Mereka tidak membentuk pribadi anak yang mereka sukai dalam diriku, tapi menerima kesukaanku yang aku inginkan ada dalam diriku.

Aku tau aku bukan anak pintar seperti impian kebanyakan orang tua. Aku bukan anak manis yang selalu menuruti nasihat orang tuanya. Aku bukan anak yang lembut yang bertutur selalu halus dan menyejukan. Aku akhirnya tumbuh besar dengan segala kelebihan dan kekuaranku. Aku ini sembrono, emosional, keras kepala, ceplas-ceplos, tapi mereka menerima kekuranganku itu. Mereka pun mengajar aku tumbuh mandiri, memecahkan masalahku sendiri, sabar, tidak pintar seperti Einstein ga apa koq, yang penting cerdas :p.

Mereka membuat aku kaya dengan ilmu-ilmu pengetahuan. Pengetahuan tentang isi dunia ini, juga pengetahuan tentang strategi bertahan hidup. Bukan hanya bertahan hidup tapi bagaimana meningkatkan kehidupanmu! Mereka membuat film kehidupan bagiku, kehidupan yang butuh perjuangan dan pengorbanan. Hidup tidak mudah, tapi kesulitan itu yang akan menjadikan hidup lebih indah! Dan yang pasti, dan harta yang paling berharga yang telah diwariskan orang tuaku adalah kunci surga! Mereka membawa aku mengenal siapa Tuhan yang aku percaya. Tuhan yang berkorban untuk aku, Tuhan yang mengajarkan kasih yang sesungguhnya. Aku cinta keluargaku, terlebih lagi aku mencintai penciptaku yang telah memberikan kehidupan ini bagiku..

Minggu, 21 Maret 2010

Lirik Lagu Piala Dunia (World Cup) 2010

Knaan Wavin Flag

Give me freedom, give me fire, give me reason, take me higher
See the champions, take the field now, you define us, make us feel proud
In the streets are, exaliftin , as we lose our inhabition,
Celebration its around us, every nation, all around us

Singin forever young, singin songs underneath that sun
Lets rejoice in the beautiful game.
And together at the end of the day.

WE ALL SAY

When I get older I will be stronger
They'll call me freedom Just like a wavin' flag
And then it goes back
And then it goes back
And then it goes back

When I get older I will be stronger
They'll call me freedom
Just like a wavin' flag
And then it goes back
And then it goes back
And then it goes

Oooooooooooooh woooooooooohh hohoho

Give you freedom, give you fire, give you reason, take you higher
See the champions, take the field now, you define us, make us feel proud
In the streets are, exaliftin, every loser in ambition,
Celebration, its around us, every nations, all around us

Singin forever young, singin songs underneath that sun
Lets rejoice in the beautiful game.
And together at the end of the day.

WE ALL SAY

When I get older, I will be stronger
They'll call me freedom
Just like a wavin' flag
And then it goes back
And then it goes back
And then it goes back

When I get older I will be stronger
They'll call me freedom
Just like a wavin' flag
And then it goes back
And then it goes back
And then it goes

Wooooooooo Ohohohoooooooo ! OOOoooooh Wooooooooo

WE ALL SAY !

When I get older I will be stronger
They'll call me freedom
Just like a wavin' flag
And then it goes back
And then it goes back
And then it goes back

When I get older I will be stronger
They'll call me freedom
Just like a wavin' flag
And then it goes back
And then it goes back
And then it goes

Wooo hooooo hohohohoooooo
And everybody will be singinit
Wooooooooo ohohohooooo
And we are all singinit


*ikut memeriahkan worldcup 2010
denger lagu ini bukin semangat deh :)

Selasa, 16 Maret 2010

rekaman status FB pasca PEPS

Sabtu lalu, walau terlambat datang PEPS krna hrus les dulu, aku sangat2 yang teramat sangat menikmati “the last PEPS” yang akan aku ikuti selama di maleakhi.. PEPS yang luar biasa.. thanks to BPH yang kreatif dengan acaranya. PEPS bukan hal yang membossankan..mungkin akan dinantikan lagi. Seru, berasama2 mengefaluasi untuk kedepan yang lebih baik. Evaluasi seluruhnya: ya program, ya pribadi. Dan ini hal yang menyenangkan..semua tumpah, semua share, semua melepas beban, melepas ganjalan yang mungkin ingin diutarakan sejak dulu.

The best PEPS ever! Aku sayang kluarga MALEAKHI yang Tuhan Yesus kasih buat aku. Trimakasih YESUS, Engkau berikan tempat yang luar biasa untuk membentukku. Membenturkanku dengan keras, membentukku denganpukulan,pukulan, namun memperindah diriku dengan lembut. Aku cinta Tuhan, aku cinta Malekhi, aku cinta semua yang pernah terjadi selama aku melayani di Maleakhi. Aku bersyukur untuk tiap lelah dan air mata, aku bersuka untuk tawa dan peluk hangat teman2 di sini, aku akan selalu rindu teguran kak Ita dan wejangan2 dari kak Ita..

Special thanks to kak Ernalita Kartika, Pembina yang setia, sabar banget menghadapi kita. Kak ita yang penuh dengan kejutan menyenangkan dan tidak menyenangkan. Kak ita yang member teladan, bahkan untuk mengakui kelemahan, aku pun belajar dari kak ita. Banyak hal yang aku serap dari kak ita, kak ita ga pelit membagi ilmunya, membagi makanannya di GS, membagi uangnya untuk membelikan kita makanan.

Dan ini postingan status2 temen2 yang aku copy-paste dari FB masing2 setelah PEPS:

Swari Anggri: Pohon sequea-->Pohon yang tinggi, berdiameter besar dan rindang. Menaungi pohon2 pinus yang ada di bawahnya. Hahaha.., Krismi yang unik dan langka;p. Makasih pohon pinusku hihi..


Ruth Hildaria Sumtaky : Kenapa Yesus Engkau sungguh baik padaku.. pdahal aku sering mengecewakan Engkau... Lup u soo my Savior..=)

Krismi Sienatra: walah abis kecapekan ikut PEPS masih ada kerjaan untuk bikin soal bwt asistensi besok, (T.T) yanh harus belajar lg dari awal, tp Ciayo mi.....

Lhya Situmorang: seperti berlian,, butuh proses yang terus-menerus dan harus sangad berhati-hati agar berlian itu menjadi CANTIK hasilna.. buat kak Ernalita Kartika dan semua pengurus MALEAKHI FE UB 2009-2010.. semangad terus ya ketika qta mengerjakan ini.. dalam Tuhan jerih payah qta tidak sia-sia^^ bersyukur ada kalian dihidupku :* luph.. luph..


Ronald Aryanto PEPS = Unforgettable moment. . .


Wan An: ada cinta bersemi di PEPS . . .


Banowati Upz: aku cinta keluarga Tuhan.. terjalin mesra sekali.. semua saling mengasihi, betapa s'nang ku menjadi keluarganya Tuhan... lagu ini aku persembahkan untuk keluarga Maleakhi yang Tuhan kasih buat aku.. Jc Love us :D


Margaretha Yuliana Putri Andilolo: Aku sayangg MALEAKHI..sangadh..^o^

Agnes Aritonang: seneng ngliat status2 pengurus MALEAKHI FE UB,,smua ngrasa lebih baik lagi dengan adanya PEPS...smangadh untuk komitmen2 baru yang udah kita buad dan saling mengingatkan klo itu udah mulai dilupakan,,smangadh untuk kalian smua...luv u all^^,,GBU


Efrat Chandra Laksana: ,,Bersyukur telah mengenal dan memiliki kalian semua, Anugerah terindah dlm hidupku, THX GOD...

Martha Tammy: aku sangat bersyukur ketika DIA masih mempercayaiku.. mengerti peran adalah awal yang baik... :-D


David MQerssing: qt slalu bersama,, seperti mentega dengan roti... haha... (PEPS yang menyenangkan..) maleakhiii go go go.

Yenisha Elvira Ginting: Suka SAYA SENANG ADA DI MALEAKHI...


Eben Tua Pandapotan:hari luar biasa bs kmbali bersyukur.. bersyukur sekali bs d tmptkan skrg ini dan bekerjasama dgn saudara2 yg luar biasa.. bangga bs kenal dan punya kalian.. lov u all... hehehe...


Dan salam juga buat temen2 yang ga q temukan statusnya di FB,, aku pun sayang kalian: Rahel hadi, ester Yunita, Sukma wirawan, Hengki Apriyanto, Olny, Adit, Hanum, Hasni =D
Semangat untuk meneruskan tongkat estafet di Maleakhi :)

Selasa, 02 Maret 2010

MASAk: bahan dasar udang


*Udang tepung saus asam pedas
1 kg udang windu atau pacet (terserah deh mampu belinya yang mana :p)| 1 bungkus tepung bumbu serbaguna (terserah juga merk apa!)| 1 buah bawang Bombay (diiris-iris) | 3 siung bawang putih (dimemarkan)| 1 buah cabe merah besar segar (iris tipis)| 1 buah tomat merah segar (potong-potong dadu kecil-kecil)| saus tomat botolan* | saus cabe botolan* | garam |air| minyak goreng|tepung maizena.
*(bukan mau iklan, tapi saran aja: saus cabe ABC extra pedas rasanya mantab :p)

Cara membuat:
Kupas udang, karena yang kita masak cuman dagingnya aja!!! Balurkan udang pada tepung bumbu, lalu goreng hingga matang. (sebenernya proses masak bisa berhenti di sini, udang tepung doang udah enak koq! Namanya juga udang, direbus aja gw doyan!!)
Panaskan sedikit minyak untuk menumis, masukkan bawang putih, tumis hingga harum| setelah harum, masukan bawang Bombay, tumis hingga layu| masukan cabe merah, tomat, dan garam secukupnya | setelah layu, masukan saus tomat botolan dan saus cabe botolan sesuai selera masing-masing! Kalo suka asem2 ya saus tomatnya banyakin, kalo suka pedes2 ya saus cabenya banyakin| kalau udah adah mendidih, tuangkan air secukupnya, tunggu hingga saus mendidih| larutkan 1 sdm tepung maizena dengan air, kemudian campurkan ke saus yg sudah mendidih itu.
Taruh udang di pinggan saji, dan tuangkan sausnya di atas udang! Jadi deh =D

Sedikit catetan!
Siapa sih yang ga tau udang? Salah satu bahan makanan laut ini udah terkenal enak! Sayangnya aku ga bisa makan banyak2, ga enak ya alergi makanan enak =(. Udang emang udah dari sananya enak, ga usah dimasak macem2 juga ttep aja enak! Ga percaya? Beli udang, rebus pake air doang, ga usa di garemin, makannya ga usah pake apa2, rasain rasa asli udang… rasanya jauuuuuh lebih enak dari pada makan ayam rebus! Buakakaka =D

Tapi yang namanya masak, kalo ga berkreasi itu ga asik, ga seru, ga ber-seni! Aku ga tau bnyak tentang masak sih, cuman mau menganalogikan memasak sebagai proses hidup aja. Hidup kita ini ibarat udang, dan kita adalah kokinya, kepala kokinya ya Tuhan! Seperti yang aku bilang tadi, udang adalah bahan masakan yang diciptakan dari sananya udah enak! Tapi enak/enggaknya si udang ini buat disantap masih tergantung kokinya juga. Kalo udangnya cuman disimpen di frezer aja ya jadi beku, kalo kelamaan di simpen di kulkas juga busuk! Udang enaknya dimasak, tapi dimasak yang seperti apa?!

Hidup ini untuk mendapat banyak proses, sama seperti udang yang harus dimasak sampai nantinya jadi santapan lezat! Hidup manusia juga gitu, proses yang kita hadapi untuk berguna dan untuk memiliki arti juga akan panjang. Bukan proses yang mudah, tapi seperti pepatah bilang “bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian”. Ini bukan pepatah kosong. Memang siapa yang berjuang lebih keras, hasilnya akan lebil baik. Nah dalam prose situ, biar hasil akhirnya enak, bumbu apa aja yang harus kita campurkan?! Ga sembarang bumbu cocok buat masakan udang yg kita maksud! Kita sebagai koki sudah dikasih panduan memasak oleh kepala koki kita. Sekarang tergantung kitanya, mau ikut panduan itu atau kita mau buat bumbu sendiri. Sukur-sukur kalo rasanya nggak beda jauh dari resep yang dikasih kepala koki. Kalo hasilnya ternyata malah ga enak, n malah ngerusak rasa udang-nya bisa-bisa kita ga dipercaya lagi, dan dipecat!

Apa sih buku panduan hidup kita? Ya alkitab lah! Sumber kebenaran, surat cinta Tuhan buat umat-Nya. Alkitab bukan buku tatatertib, bukan buku berisi peraturan-peraturan paten! Alkitab adalah panduan hidup, karena Tuhan sayaaaang banget sama manusia, Tuhan ga pengen umat-Nya rusak dan ambil jalan yang salah. Tuhan pengen kita terus deket dengan Dia lewat membaca panduan hidup yang diberikan-Nya. Alkitab ga pernah maksa manusia buat ngejalanin perintah2 didalamnya, hanya memperingatkan saja. Kalau kita nurut, hidup kita ga akan kemana-mana, pasti tetep di jalan yang Tuhan sediakan buat kita. Sekarang semua tergantung kita =) Soli Deo Gloria

Senin, 01 Maret 2010

aku pun pernah jatuh cinta ♥♥♥

Hari ini, 28 February 2010, teman sekaligus sahabat sekaligus saudara KTBq rasanya menang telak! 100% menang! 100% berhasil bikin aq malu di depan bnyak orang! Aq ga pernah ngira sebelumnya, bocah ini berani bercanda sampe segitunya… OMG! Malu guaaaa >.<

Thank’s to magda simanjuntak yang akhirnya di dukung oleh kerabat-kerabat maleakhi yang aku cintai! Trimakasih telah bekerja sama dengan magda untuk membuatq malu. Okelah kalo aq digojlokin sama orang lain, q ladenin deh! Sampe gokil gila juga hayo.. nah ini, sama…… em, susah ngomongnya! Hahaha… tapi kayaknya kalo buat komunitas gw, nama orang ini sudah tidak asing lagi, n cerita ttng dy udah bnyak yg tau. Makanya pada kreatif gangguin gw kan?!

Okelah ini tentang orang yang udah duluuuuuuuuuu banget sempet aq kagum2in (gilaaaa,, baru ngaku gw setelah setahun!). ga tau ya *lepas dari penampakannya* jujur aku suka sama pribadinya! Dan dia orang ke-2 yang bisa bikin aq suka tanpa harus ada proses PDKT! Aq ga pernah PDKT, apa lagi dia PDKT ke aq! Ini prinsip! Walau aq duluan suka, tetap ga ada kata2 maju duluan bagi aq! Tapi beruntungnya, dulu sering banget ada acara yang mempertemukan aq sama dy! (Ya iya lah…secara satu “ladang”!) sering ketemu, makin sering menilai dari jauh. Kadang bener, kadang salah… kekaguman terhadap pribadinya ga pernah hilang, paling2 cuman surut aja, pernah juga ilfil gara2 kebodohan yang dia buat, sempet ngerasa salah mengagumi orang, sempet nyesel juga malahan! Heran, dia itu pinter banget, tapi kenapa bisa sampe segitu dodolnya ya…hmmm…mungkin waktu itu logikanya lagi turun mesin gara2 sering dipake mikir :p

Anyway, teman2ku…please deh itu udah duluuuu…udah ya, jangan ngerjain aku! Tolong dibantu ya… soalnya kalo digangguin mulu makin nempel aja tu orang di otakq! Aq ga mau buang waktu lama2 buat nyimpen nama doang! Aku sudah pernah melakukan kebodohan itu 8th lalu, dan aku harap itu ga kan terulang lagi! Capeeee rasanya… makan ati mulu! Kasian juga sama orang yang ada sekarang…jaga perasaan juga. Ntar kalo terjadi hal2 yang diinginkan, bisa jadi bikin babak baru gw!

*berharap dy ga baca blog ini*

Waktu balik si magda dengan inosens-nya bilang “lo kan uda ga ada feeling apa2 sama dy.” OMG, gmana bisa?! Dia itu ibarat rumah mewah yang gw idam2an suatu hari nanti! Bukan rumah mewah itu yang mengidam2kan dapet penghuni kayak gw! Gmana ceritanya secepet itu gw beralih?!

Lepas dari hal-hal konyol yang dia buat, dy tetep menarik. Lepas dari usaha keras aq buat ngelupain dy, dy tetap terlihat lain dari yang lain! Aq hanya tak mampu mengungkapkan, masa bodoh lah kalo dia tau! Masa bodoh dia punya pendapat apa! Karna akhirnya pun perasaan ini hanya buat aku… bersyukur juga sih, berarti aku normal masih bisa jatuh cinta sama mahluk jenis laki2 ^^

Sabtu, 27 Februari 2010

Kalau ortuku bisa, aku bisa nggak ya???



Bapak dan ibuku sama-sama TNI-AD. Mungkin kesamaan ini yang mmbuat mereka terus memiliki komunikasi yang baik. Disamping konflik-konflik kecil rumah tangga yang beberapa kali muncul. Tapi teratasi koq :)

Mereka bukan berasal dari keluarga mapan. Jangankan mapan, cukup saja mungkin tidak. Terutama Bapak. Kalau dengar dari cerita-cerita bapak sih, kondisi eyang delanggu (sebutan untuk orang tua dari Bapak) sangat pas-pasan. Apa lagi anaknya Eyang Delanggu banyak! Hehehe :p

Bapak cerita: dulu kalau sekolah ga punya buku. Jangankan buku bacaan, buku tulis aja susah beli.. (waaakakakaa…aku sekarang malah suka beli buku2 tulis yang lucu-lucu, masih ada yang kosong lagi tuh! ckckckck). Mau ke sekolahan ga punya sepedah, pasti berangkatnya jalan kaki! Seragamnya butek, pake sandal jepit! (kayak ceritanya danias yang anak irian itu dong..hohoy!). kasian bener ya… kontras banget sama kondisi hidup yang bapak kasih ke aku! Tapi masa kelamnya si bapak bisa bapak lalui dan sekarang kondisinya jauuuuuh lebih baik. Dan sekarang tantangannya : bapak yang fasilitasnya minim gitu aja pada akhirnya bisa nyekolahin anak-anaknya sampai S1, masing2 dikasih leptop,langganan internet, sepeda motor, baju layak semua, buku bacaan bisa langsung beli, minta makan di restoran langsung berangkat! Nah loooo…ntar aku gimna? Bisa gag ngurus keluarga, memfasilitasi dan mendidik anak-anak dengan lebih baik lagi?! (jlleeeeeep!)

Ibuku cerita: keluarga asli ibu di Kediri, tapi diambil oleh eyang Malang dari kecil. Hidupnya jauuuh lebih baik dari bapak. Eyang Malang sih punya jabatan bagus, berpangkat pula. Tapi ibu juga perjuangan tuh bisa sampe kayak sekarang. Walau Eyang Malang pernah jadi komandan, tapi kehidupan perekonomiannya ga berlebihan. Sempet juga sekolahin anak-anaknya S1, ibu juga sempet nyicip bangku kuliah, tapi ga diterusin soalnya masuk tentara. Ibu orang yang jiwa berjuangnya cukup tinggi, sabar, dank e-wanitaannya dengan ke-tomboyannya seimbang! Wakakaka… entah karena factor apa, tapi ibu ini sesekali ibuuuu banget, sesekali “preman” banget! Saluuuut… ibu tu wanita yang tangguh, nggak cengeng, mandiri, tapi sabar banget ngadepin suami dan anak-anaknya! Masa kecil ibu mungkin nggak jauh2 dari masa kecilku. Hidup berpindah-pindah ngekor ortu, dan dididik ditengah keluarga militer! Tau deh, kali ini yang bikin beberapa sifat aku mirip ibu, kecuali sabarnya itu. Hwakakaka… apa dari dulu ibu udah jadi wanita penyabar gitu ya? Ah, masa iya?! Tantangan buat aku nih: entar kalo udah nikah, bisa nggak ya sabar ngadepin suami, tetep lemah lembut sama anak. Walau aku nanti wanita karir, masih bisa nggak bikin makanan buat suami dan anak-anak, ngatur rumah, bersih-bersih kayak yang ibuku masih lalukan sekarang padahal hidupnya aja udah sibuk! Hmmm…

Sering banget aku ngomel-ngomel nganggep bapak nggak bisa serius, bapak terlalu bnyak nuntut aku begini- begitu! kadang ngeluh ke ibu mengenai kerjaan rumah, kenapa nggak pake pembantu aja, knapa harus bangun pagi, kenapa cewe harus bisa masak?! Tapi akhirnya hari ini bikin sadar aja kalau ortu yang Tuhan kasih buat aku sungguh sudah berusaha menjadi ortu yang sempurna buat anak-anaknya.. mereka nggak usah banyak bicara, aku bisa meneladani hidup mereka :) dan semua "penderitaan" rajin baca buku, nonton berita, belajar ini-itu, bangun pagi, nyapu-ngepel, masak, nyuci2 terlihat hasilnya ^^ jadi siap kalo sewaktu-waktu harus tinggal sendiri, jadi ga tergantung orang lain.. makasih bapak yang selalu menghibur dan menjengkelkan dengan tuntutan-tuntutannya, makasih ibu buat "siksaan" selama ini :p

Sabtu, 20 Februari 2010

On And On--lyrics




Down in Jamaica
They got lots of pretty women
Steal your money
Then they break your heart
Lonesome Sue, she's in love with ol' Sam
Take him from the fire into the frying pan

On and on
She just keeps on trying
And she smiles when she feels like crying
On and on, on and on, on and on

Poor ol' Jimmy
Sits alone in the moonlight
Saw his woman kiss another man
So he takes a ladder
Steals the stars from the sky
Puts on Sinatra and starts to cry

On and on
He just keeps on trying
And he smiles when he feels like crying
On and on, on and on, on and on

When the first time is the last time
It can make you feel so bad
But if you know it, show it
Hold on tight
Don't let her say goodnight

Got the sun on my shoulders
And my toes in the sand
My woman's left me for the some other man
Aw, but I don't care
I'll just dream and stay tan
Toss up my heart to see where it lands

On and on
I just keep on trying
And I smile when I feel like dying
On and on, on and on, on and on

On and on, on and on, on and on
On and on, on and on, on and on

Selasa, 16 Februari 2010

Fenomena FACEBOOK,, penyalahgunaan teknologi komunikasi

Sudah 3 hari ini aku men-deactivated-kan FB. Bukan karena takut jadi korban penculikan, penipuan, atau korban FB addict yang mesum! Hanya ingin mengurangi waktu berlama-lama menikmati internet. Krna aku rasa FB sudah banyak menyita waktu cukup banyak, mungkin lebih banyak dari aku cari-cari berita atau jurnal yang lebih bermanfaat bagi otakku. Yups, FB dengan segala isinya memang cukup menarik dan menghibur. Dari FB, aq bisa gangguin orang, ikut-ikut ngegosip, ikut buat gossip, komen sana-sini, baca lelucon teman-teman, ikutan kuis, pamer foto, nge-wall orang-orang lama, nyapa sodara-sodara yang jauh dari kota tinggal, sampai diam-diam mengamati FB orang yang aku suka. FB membantu banget buat cari tau kabarnya, baca-baca statusnya, baca2 notenya, baca2 wall2wall-nya, mengamati kesukaannya^^v. hehehe…kalo ketawan pasti malu banget nih >.<

Anyway, aku cuman mau ngasi tau aja itulah kegiatan-kegiatan yang (mungkin) keliatan nggak penting. Segitu banyak hal yang biasanya aku lakukan hanya untuk satu situs yang kita kenal sebagai FACEBOOK. Dan berjam-jam aku habiskan waktu di depan leptop, ketak-ketik, ketawa2 sendiri, asik sendiri, sampai-sampai lupa sama skripsi!! Ckckck *parah*

FACEBOOK emang selalu jadi fenomena. Fenomena bagi negri yang aku diami sekarang (baca: Indonesia tercinta), juga fenomena bagi diriku sendiri. Belakangan ini kalo denger berita-berita di TV, FB berhasil bikin geger Negara tersayangku ini (lagi).
Dulu awal FB berkembang di Indonesia ternyata malah memunculkan fatwa haram penggunaan FB, karena beberapa santri di sebuah ponpes menggunakan situs ini dengan tidak tepat. Dan FB di”fitnah” menjadi sarana yang dapat memunculkan perbuatan-perbuatan yang melanggar etika moral. Tapi fatwa haram itu hanya jadi bahan lucu2an bagi golongan masyarakat lainnya, termasuk saya! Setelah fatwa haram itu, FB heboh lagi karena menjadi tempat yang efektif menggalang massa, beberapa golongan masyarakat ikut serta bersuara mengenai permasalahan bangsa ini melalui FB. Contohnya: masalah LLS (Lulmpur Lapindo Sidoarjo), masalah Prita vs RS Omni Internasional, Bibit-Candra vs Porli, dukung pulau komodo menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia, dll. Dan baru-baru ini FB masuk TV lagi karena beberapa kasus penculikan yang dilakukan FB-adicct dan yang menjadi korbannya adalah anak-anak belasan tahun yang mengaku mengenal pelaku dari FB! Sampai ada sepasang remaja “menikah maya” dalam situs ini! OMG, ada-ada aja kejadian konyol yang terjadi di negaraku.

Tapi kalau diperhatikan baik-baik, korban2 yang masuk TV itu kebanyakan adalah remaja sekolah menengah pertama, dan menengah atas. Anak baru-aja mau-gede, masih belasan tahun, masih polos2 dodol gampang dikibulin! Anak-anak yang rapuh dan tidak memiliki pondasi sendiri untuk melindungi diri. Apa saja sih yang mereka lakukan ketika FB-an? pengen tau aku… bisa-bisanya sampai mau dibawa kemana-mana, bahkan sampai menyerahkan kegadisannya. Hmmmm…

Aku yakin, FB pasti sebenarnya dibuat untuk tujuan yang baik. Namun lagi-lagi teknologi hanyalah layaknya pisau ditangan manusia yang memegangnya. Bisa saja pisau itu digunakan untuk mengupas buah-buahan, memotong makanan, sesuai tujuan pisau itu dibuat. Atau bisa juga pisau itu digunakan untuk membunuh, karena jiwa yang jahat melihat kemungkinan pisau yang tajam itu bisa melukai bahkan menghilangkan nyawa!

Kita nggak akan pernah bisa menghilangkan hal-hal buruk terjadi karena penyalahgunaan suatu teknologi. Namun kita mampu untuk mencegahnya. Disinilah butuh adanya peranan keluarga sebagai pranata terkecil. Perhatian dan pengawasan orang yang lebih dewasa sangat penting bagi pencegahan prilaku menyimpang. Selain itu juga lingkungan sekitar tempat si anak bergaul, menghabiskan waktu, belajar hal-hal lain diluar pelajaran sekolah, sangatlah member pengaruh bagi pembentukan karakter si anak. Tapi bukan akhirnya membatasi pergaulan si anak,sebaiknya si anak diberi pengertian tentang bergaul yang sehat, memilih teman, dan (lagi-lagi) seharusnya keluarga lah yang menjadi sahabat terdekat bagi si anak! Tuh kan… keluarga yang sehat adalah awal dari Negara yang sehat. Keluarga yang mampu melakukan fungsi keluarga yang seharusnya, akan mencetak anak-anak yang berkualitas untuk kemajuan bangsa ini.

Jumat, 12 Februari 2010

Sayang Ibu ^^


Aku tadi pagi bangun pagi-pagi bener. Jam 3.30, soalnya harus naik ke desa Gumuk, buat panen jamur. Hari ini aku dapet jadwal. Pagi-pagi aku mau sikat gigi cuci muka, ternyata ibuku udah bangun duluan. Aku piker orang-orang pada belum bangun, ternyata si ibu udah dalam posisi ‘nyalon’. Ibuq di samping rumah sambil pegang sisir di depan kaca, gilee pagi-pagi udah bangun cuman buat nyemir rambut! Beliau bangun lebih pagi dari aku, padahal menurutku bangun jam 3.30 itu sama aja nyiksa! Ibuku pagi-pagi udah ‘nyalon’ soalnya ntr jam 6 harus berangkat ke Surabaya, dan itu si ibu nyetir sendiri! ckckck

Tapi ga kali ini aja sih aku tau ibu-ku bangun pagi-pagi, beberapa hari lalu dispenser rumah rusak. Hasilnya air aqua satu galon (baru ganti) habis-bis-bis-bis, tumpah semua ke lantai. Dapur banjir, sampe ke kamar lemari bajuku. Dan entah naluri seorang ibu rumah tangga, entah karena kebetulan, ibuku jam 1 itu bangun, dan beliau ngepel rumah! (keren kan rumahku dipel pake air aqua..kapan lagi coba? Rumahnya presiden aja dipel pake air ledeng! Wkwkwkwk).

Kemarin waktu aku ketiduran di ruang TV, ibuku pagi-pagi banget udah ngubek-ngubek dagangannya: nyari jaket-jaket yang ukuran S, soalnya jam 6 ada yang mau ke rumah cari jaket kecil. Kalo aku ga salah liat jam, itu jam 4.30 si ibu udah berisik, aku sampai bangun gara-gara bunyi pelastik bajunya yang kesana-sini. Aku terpaksa bangun deh, tapi habis gitu pindah kamar buat tidur lagi! Wakakakaka…

Kalo urusan bangun pagi, ibuku emang jagonya! Mau baru tidur jam 12 malem, tapi jam 7 kurang pasti udah siap lagi buat ngantor. Penghuni rumah yang paling sering ngomel gara-gara aku susah bangun pagi ya ibuku ini. Kalau beliau ga perduli tidur jam berapa, pokoknya kalo pagi anak cewek ya kudu udah bangun! Nah, lho..padahal belakangan aku sering tidur pagi, masa cuman tidur beberapa jam. Seenggaknya ijinkan aku menikmati tidur nyenyak 5 jam deh, bu.

Anyway, ibuku ini keren lho… beliau ibu rumah tangga dengan 2 anak yang baik-baik, pintar, dan suka rada GJ (baca: adekku, bukan aku :p)! selain IRT, ibu juga wanita karier (karier yang terhambat) di bidang militer (KOWAD), juga pedagang baju batik, jaket, daster, dll (promosi dikit ^^). Eits, belum selesai! Ibu juga istri seorang perwira TNI-AD, otomatis beliau juga mami-mami persit. Ibuku juga ibu-ibu PKK yang punya acara arisan rutin, dan jenguk warga sakit. Ibuku juga ketua KPPW kelompok 1 (kelompok persekutuan wanita di gerejaku), yah pasti ada lah kegiatan rutin beberapa minggu, entah di gereja, entah di kelompok. Ibuku juga masih seorang anak, nenekku yang putri masih ada, jadi beberapa kali ibu suka menenok nenek di desa Segaran, Kediri.

Kalo diliat keikutsertaan ibu dan tanggung jawab beliau diluar banyak juga ya. Pagi-pagi harus ngantor, pulang ke rumah masih ngurus anak-suami, beres-beres rumah juga, memberi diri buat lingkungan sekitar juga, eh masih sempet ngurus diri juga. Soalnya di rumah ga pakai pembantu, bapakku ga suka ada orang asing di rumah. Wehehe… nggak kebayang deh kalo nanti aku jadi IRT. Pernah nyobain seharian ngurusin rumah: nyapu-ngepel-beres-beresin-masak-nyuci piring-nyuci baju.. hasilnya cape! Keringetan, bau! Habis itu rencananya mandi mau luluran, tapi nggak jadi, soalnya udah pegel, pengennya mandi cepet langsung tiduran aja. Hahaha… nggak kuat deh kalo ngerjain rutinitas gitu tiap hari. Itu belom kegiatan lainnya! Baru rumah doang yang di urusin, belom kalo aku nanti kerja juga, belon ntr kalo punya anak, huaaaaaaaa…ckckck

Makanya sekarang ga perotes deh kalo si ibu udah cape, terus ga masak..hehehe, emang sih tugas IRT juga memastikan keluarganya sehat dengan cara menyediakan makanan yang sehat. Tapi aku kasih dipen deh, aku aja yang masak. Terus sekarang ga protes lagi kalo pagi-pagi dibangunin buat bantuin ibu nyemir rambut, kan ibu udah ga ke salon buat ngurangin biaya perawatan rambut, jadi aku harus bantuin juga buat ngerawat rambut ibu. Tapi, bu..aku ga mau sering-sering nyuci piring ya. Hahaha…

Ibuku yang keren, lekaslah pensiun…biar kurang dikit kerjaannya..hehehe… luph u mom… se-cerewetnya ibu kalo udah ngomel-ngomel masalah rumah, se-nyebelinnya ibu kalo udah nyuruh aku ini-itu, se-katronya ibu kalo lagi didepan leptop, se-lemotnya ibu kalo udah kita kerjain, hehehehehe… aku sayang ibu koq. Aku selalu ingin jadi seperti ibu suatu hari nanti, ibu yang tangguh, ibu yang sabar, ibu yang penyayang. Makasih ibu udah merawat aku sejak dalam kandungan hingga besar seperti sekarang ini, trimakasih atas pengertian ibu, dan kepercayaan ibu…

Rabu, 10 Februari 2010

Cari sandal, cari Jodoh

Aku terinspirasi menulis posting-an ini dari percakapan “gila” bareng astari, seorang teman dekatku. Waktu itu aku lagi jalan-jalan di MOG untuk mencari sandal. Udah liat di toko ini-itu nggak ada yang pas, nggak ada yang cocok, nggak ada di hati . Menurut aku sandal yang pas itu adalah sandal yang cocok di kaki, warna OK, bentuk cantik, dan harga ramah kantong. Namun sepanjang jalan aku tidak menemukan yang pas.

Ke sana nggak ada yang cocok, pindah toko ada yang bagus tapi mahal, pindah rak ada yang murah tapi nggak nyaman di kaki. Wahaha.. kita langsung berceloteh iseng “cari sendeal aja koq susah ya?!” lalu keluarlah celotehan iseng lainnya “Iya lah kita kan cari yang terbaik buat hidup kita!” wakakakaka… duh..kita ini lagi ngomongin apa sih,, as…ckckckck,, ini ngomongin sandal lho, bukan jodoh! Hehehe..

Beberapa bulan berikutnya, sehabis natal dan tahun baru, aku kembali lagi mencari sandal di mall yang sama. Namun dengan orang-orang yang berbeda, dan dengan kondisi kantong yang berbeda pula. Biasalah tahun baruan gini pasti kantongku penuh rupiah ^^
Aku mencari sandal yang beberapa bulan lalu aku inginkan. Sekarang aku sudah tidak perdulu harganya, karena aku sudah punya uang. Hahaha.. tapi tetap saja menurutku sandal yang bagus ya sandal yang harganya ramah kantong. Ternyata sudah punya uang banyak tidak merubah standar ku terhadap sandal bagus. Tetep kudu murah! Walhasil aku cuman muter-muter mall aja! Lagi-lagi tidak ada sandal yang cocok, yang pas! Lagi-lagi gagal membawa sandal baru pulang ke rumah..

Tapi beberapa hari lalu, setelah hampir 1 bulan aku tahan keinginan membeli sandal, akhirnya aku menemukan tambatan kaki! Laginya nganterin sepupu belanja perlengkapan kost, eh malah ketemu ortuq lagi borong belanjaan. Ibu baru saja beli sepatu discount-an di matahari. Tapi ternyata nomer kanan-dan kirinya berbeda. Aku diminta menukarkan sepatu itu. Tapi nggak ada lagi nomer-nya. Jadi, aku harus mencari produk lain untuk mengganti sepatu itu. Aku lihat-lihat, dan akhirnya bertemulah dengan si tambatan kaki! Hahhaa… ini bagus, cocok di kaki, modelnya aku suka, wananya juga pas, sandal ini punya merk, belinya di department store (bukan pasar besar! wakakaka), dan yang penting juga harganya lah*pelit parah*

Karena mengingat cerita diatas, aku jadi inget sesuatu! Ya, memang aku harus sabar. Bias aja aku beli sandal mahal yang aku suka itu, tapi suatu hari aku akan menyesal karena ada sandal lain yang ternyata bias aku beli dengan harga jauh lebih murah.
Yap, begitupun dengan jodoh! (jadi ingat pembicaraan aku dan astari). Mendapatkan jodoh yang pas jadi tak ubahnya mendapatkan sandal. Yang cocok, sreg di hati, karakternya aku suka, pribadinya bagus, mampu membuat aku merasa cantik, dan yang penting dia mencintai aku!

Sering kali aku yang tidak sabar dengan ketepatan waktu yang dijanjikan Tuhan! Sama seperti ketika aku merasa sudah butuh sandal, padahal hanya perasaanku saja karena terpengaruh melihat mode.

Terkadang aku berkompromi untuk menghilangkan satu dari sekian standar-ku untuk memutuskan memilih seseorang. Padahal standar itu aku buat berdasarkan pengenalanku akan tuntunan Tuhan kepada anak-anak-Nya dalam mencari jodoh yang sepadan.

Terkadang aku juga tergoda untuk meng-iya-kan seseorang yang memang perhatian dan baik terhadapku. Tapi ternyata karakter dan pribadinya tidak membuatku nyaman.

Sering kali merasa lelah, dan kecewa berkali-kali. Namun rasanya semua itu menjadi proses yang memang harus aku alami. Sama seperti ketika aku berkali-kali meletakan kembali sandal yang ku ingikan ke raknya dengan hati yang sedih, sama seperti lelahnya kaki ini mencari sandal keluar-masuk toko tapi ga ada yang cocok!

Teringat waktu aku dapat sandal itu, di saat yang tepat, dan dengan sandal yang memang idamanku. Sama seperti ibuku memahami kebutuhanku akan sandal, aku tahu Tuhan juga memahami kebutuhan anak-Nya akan pasangan hidup. Walau aku bertanya-tanya kapan waktu yang tepat itu, dan terus mencari tambatan hati yang hingga saat ini belum aku temukan yang pas. Lha wong sandal aja aku cari yang terbaik koq.. apa lagi jodoh!

Selalu ada saja hal-hal yang membuat seseoang itu tidak pas! Tapi sama seperti aku mencari sandal yang pas, aku juga akan terus mencari tambatan hati yang pas. Pas dengan hati, pas dengan standar yang aku punya . Sama seperti sandal yang aku temukan di waktu yang tepat, begitu juga tambatan hati yang akan aku temukan suatu hari nanti.

Jumat, 05 Februari 2010

M-A-A-F sedalam hati

Kata maaf itu sesederhana rangkaian empat huruf… M-A-A-F
Mengucapkannya sesederhana dua penggal kata Ma-Af
Kata ‘maaf’ seharusnya keluar ketika ada sebuah kesalahan. Namun sering kali mengucapkannya tak sesederhana ‘maaf’!

“Maaf” adalah sikap! Sikap meminta ampun, sikap penyesalan, mengakui kesalahan atau kerusakan yang diakibatkan oleh ketidakbenaran dalam diri manusia. Namun belakangan aku mengamati: meminta maaf menjadi hal simpel dalam keseharianku saat ini. terlebih lagi di tanah jawa, yang kebanyakan orangnya terlalu ramah. Satu sisi ini baik, untuk mengajarkanku bersikap rendah hati dan mau mengakui kesalahan. Namun disisi lainnya kata “maaf” ini malah menjadi sesuatu yang dipermainkan, menjauhkan ‘maaf’ dari maksud ‘maaf’ itu sendiri.

“Mintalah maaf jika kita memang benar-benar melakukan kesalahan dan menyadari kesalahan kita itu adalah suatu yang buruk, merugikan orang lain!” kata seorang dosen komunikasi dan seorang instruktur cara bersikap di depan public yang pernah mengisi acara seminar yang aku dan teman-teman selenggarakan. Ya 200% aku setuju dengan ucapan beliau. Untuk apa minta maaf kalo hanya mau numpang lewat? Bilang saja permisi! Untuk apa seorang receptionist minta maaf pada lawan bicaranya saat menanyakan nama? Toh kewajiban si lawan bicara juga memberi keterangan identitasnya! Jangan menyalahgunakan ‘maaf’!

Mengucapkan ‘maaf’ seharusnya semahal “memaafkan”. Bagiku memaafkan maling TV yang memang butuh uang untuk pengobatan anaknya lebih mudah daripada memaafkan seorang bapak yang menyia-nyiakan anak-istrinya dan pergi bersama wanita lain (sekalipun aku tidak pernah menjadi si anak terlantar)!

Mintalah ‘maaf’ atas kesalahan yang kita buat. Mintalah dengan kesungguhan hati dan benar-benar membutuhkan maaf itu agar hidup kita tenang! Mintalah maaf, namun ingatlah maaf itu berarti juga janji kita untuk tidak mengulangi kesalahan itu lagi.

Berilah ‘maaf’ atas kecewa yang kita alami. Berilah dengan tulus dan tanpa pamrih. Berilah maaf itu karena orang yang telah mengecewakan kita telah benar-benar menyesal. Jangan pernah mengobral ‘maaf’ mu, namun juga jangan meninggikan diri lalu jadi sulit memaafkan. Memberikan maaf berarti membuka lembaran baru dan memberi kepercayaan. Jangan pernah bilang sudah memaafkan kalau kita masih berkata “dulu kamu pernah”.

Mengingat hal ini, aku tak ingin bermain-main dengan ‘maaf’ lagi. Maaf sesungguh penyesalan… memaafkan setulus pembebasan.

Minggu, 31 Januari 2010

he never know...


Semalam lalu aku menangis sejadi-jadinya. Menangisi keputusanku yang ternyata salah besar! Salah aku memilihnya, yang memang tak pernah berubah. Aku berkompromi dengan kata-kata kesempatan. Padahal dengan keras aku sudah menolak teori itu, tapi dengan lemahnya aku memberikan peluang itu. Dan apa artinya kesempatan itu? Hanya kesempatan untuk lagi-lagi menyakiti perasaanku!
Dia nggak pernah tau sulitnya membuka hati ini! dia nggak pernah sadar bahwa aku sedang berjuang menerimanya. Terus saja dia bertindak semaunya, dia datang dan pergi tanpa perduli apa yang sedang terjadi dalam batinku. Dia tak pernah sadar bahwa sambutan yang aku beri itu sudah sangat baik. Aku tak pernah melakukan hal serupa pada hati yang lain! Dia aku anggap cukup istimewa, tapi ternyata hanya anggapanku saja. Waktu membuktikan itu, dia tidak cukup istimewa untuk kucintai.
Kini terus terang aku menyesal, menyesal telah memberikan ruangan dalam hidupku untuk menulis namanya. Aku menangisi waktuku yang sudah kupakai untuk menghabiskannya bersama dia. Karena sampai detik ini dia tidak pernah sadar bahwa aku sulit melakukan itu semua, bahwa aku berjuang untuk meng-iya-kan setiap ajakannya. Aku butuh proses yang lebih panjang untuk membuka hatiku lagi!
Aku disadarkan kembali, aku ini lemah. Aku tidak cukup kuat menjaga hatiku, aku jatuh lagi. Oh, Tuhan… Engkau senantiasa mengajarkan kasih itu bagiku. Aku tak ingin membencinya, aku ingin semakin Engkau kuatkan dalam lemahku. Aku menerima tantangan-Mu, Bapa, walau aku sebenarnya ragu melakukan ini: aku berdoa untuknya agar dia berubah, dia mengenal-Mu, Bapa, dia pun tau pengajaran yang benar…sayang rasanya kalau dia tidak merubah keburukannya itu.
Dan ajari aku mensyukuri setiap kesakitan ini, aku menyadari aku lemah. Aku butuh Engkau…entah apa yang harus aku lakukan untuk memulihkan retak-retak dalam hatiku. Sudah terlalu hancur!

Minggu, 17 Januari 2010

sedikit harapan dibalik nama BANOWATI

Sedikit cerita tentang Banowati dari Banowati oleh Banowati.

Nama Banowati adalah nama yang diberikan oleh orangtua saya, bapak saya lebih tepatnya. Dulu saya sempat perotes kecil pada ibu saya. Saya bertanya kenapa nama saya hanya “banowati” padahal teman-teman saya namanya panjang-panjang kayak kereta. Ada embel-embel nama keluarganya juga, sedangkan saya hanya sesederhana “Banowati”.
Saya tidak pernah tau harapan dibalikk nama itu. Banowati hanyalah nama seorang tokoh pewayangan. Ya, bapak saya memang hobby menonton wayang. Saya juga jadi suka nonton wayang kulit, apalagi yang ada lakon Banowati-nya. Tapi saya tidak paham dalang itu cerita apa. Kalo saya nonton sendiri saya akan cepat tidur, karena tidak ada penerjemannya (baca:bapak saya). Nama Banowati sedikit member saya identitas sebagai anak keturunan Jawa.

Suatu malam saya, ketika saya semester 2, saya baru berniat dengan serius bertanya tentang maksud dan harapan orang tua saya memberikan saya label “banowati”. Soalnya di kampus ketika diabsen oleh beberapa dosen, banyak dari mereka-pria utamanya- akan mengomtari nama saya yang wayang banget ini! Dan cerita mereka tentang banowati bukan cerita yang menyenangkan, mereka menceritakan bahwa banowati adalah dewi yang berpacaran dengan arjuna, tokoh pewayangan yang terkenal tampan! (sampai disini saya senang mendengarnya) tapibanowati ini harus menikah dengan seorang raja, karena ternyata masih terjalin persaudaraan dengan arjuna! (sampai disini saya biasa aja). Eh ternyata cerita berlanjut! Cerita mereka lagi bahwa banowati telah menikah dengan raja, tapi karena cintanya masih pada arjuna, maka dewi pewayangan ini “berselingkuh” dibelakang raja! (sampai di sini saya mulai nyesek dengar ceritanya!). agak-agak nggak terima saja kalau kisahnya seperti itu. Tapi piker saya, itu kan hanya cerita wayang. Kalau banowati yang menulis blog ini akan setia dengan pilihannya koq. Walaupun fisrt love ga akan terlupakan, tapi cinta tetap pakai logika. Mencintai orang dimasa lalu terus menerus, padahal orang itu mungkin sudah memiliki pilihan sendiri hanya akan menyiksa diri saja. Mengurung diri pada cinta masa lalu, terdengan bodoh sekali. Seperti tidak ada harapan lain, sepeti tidak ada pribadi lain yang bias menggantikan posisi cinta pertama itu! Sungguh terdengar bodoh! Karena itu saya tidak mau terjebak terus-menerus. Yang lalu akan menjadi kenangan yang berarti, tetapi belum tentu yang terbaik yang Tuhan inginkan. Huft, sudah ah curhatnya! Hanya ingin meneagaskan jika banowati yang punya blog ini tidak ingin bertindak sebodoh banowati di wayang.

Ya sudah, mari kita liat saja banowati dalam cerita wayang sebenarnya bagaimana:
Banowati Adalah tokoh wayang cerita Mahabarata, Dewi Banowati putri Prabu Salya, raja negara Mandaraka dengan permaisuri Dewi Pujawati (Setyawati) putri tunggal Bagawan Bagaspati dari pertapaan Argabelah. Ia mempunyai empat saudara kandung masing-masing bernama: Dewi Erawati, Dewi Surtikanti, Arya Burisrawa dan Bambang Rukmarata.

Dewi Banowati menikah dengan Prabu Suyudana (Duryadana) raja negara Astina, putra Prabu Drestarasta dengan Dewi Gandari. Dari perkawinan tersebut ia meperoleh dua orang putra bernama Leksmanamandrakumara dan Dewi Laksmanawati.

Dewi Banowati berwatak: jujur, penuh belas kasih, jatmika (selalu dengan sopan santun) dan agak sedikit genit.

Akhir riwayatnya diceritakan, ia mati dibunuh oleh Aswatama putra Resi Durna, setelah berakhirnya perang Baratayuda, saat menunggu boyongan (pindahan) keluarga Pandawa dari Negara Amarta ke negara Astina.

Itu lah cerita dewi Banowati menurut Wikipedia! Wakakakaa… yang perlu digarisbawahi adalah: Dewi Banowati berwatak: jujur, penuh belas kasih, jatmika (selalu dengan sopan santun) dan agak sedikit genit. Nah, ini yang mungkin jadi harapan orang tua saya. Oya satu lagi: Banowati menikah dengan Raja! Itu juga jadi harapan ortu saya.
Nama banowati diberikan karena saya diharapkan menjadi anak yang Jujur, berbelas kasih, sopan santun, dan sedikit genit (bahasa orang tua saya: biar saya bisa dandan/macak/berias diri, karena saya seorang wanita). Masuk akal juga. Untuk watak jujur, memiliki kasih, dan sopan saya rasa itu sudah kewajiban saya sebagai manusia yang kenal Tuhan. Walaupun untuk sopan santun secara “jawa” sering kecolongan, tapi saya terus belajar. Maklum saya hidupnya nomaden, tidak diajari adat jawa sejak kecil, sering ditinggal dinas ortu, dan pada dasarnya saya orang yang cuek sejak kecil. Entah, mungkin ini yang membuat saya tidak bisa berbahasa jawa halus, atau memilih kata-kata yang lebih sopan.

Orang tua saya juga berharap saya mendapat kehidupan yang terjamin. Dalam cerita wayang dikisahkan Banowati menikah dengan seoang Raja. Tapi menurut saya, “raja” bukan berarti miliuner yang hartanya dimana-mana, menguasai tanah di sana-sini. Saya memang mencari “raja” tetapi dalam arti seorang anak Raja. Lelaki yang bisa mengontrol dirinya, memimpin dengan benar, mengelola apa yang dipercayakan padanya, tegas dan bertanggungjawab. Yah, semoga saja bias bertemu suatu hari nanti.. (hingga saat ini saya belum juga menemukannya).

Jadi kalau sekarang ada yang bertanya apa arti dan doa dibalik nama saya, saya akan menjawab seperti yang saya tulis diatas. Nama seorang anak memang biasanya mengandung harapan dari orang tua kita, kelak kita hiharapkan menjadi manusia yang baik dan hidup sejahtera. Tapi kembali lagi, percuma namanya indah sekali, tapi ternyata hanya sekedar lebel untuk panggilan. Sejak saya tau harapan dibalik nama saya, ada perasaan bangga dengan nama Banowati. Harapan dibalik nama itu tidak hanya sesederhana delapan huruf yang terangkai menjadi satu nama.